Kisah Penemuan Harta Karun di Area Ka'bah: Bongkahan Emas dan Sumber Air Zamzam
Di balik kemegahan Ka'bah, tersembunyi sejarah panjang dan kisah-kisah menarik, salah satunya adalah penemuan benda-benda berharga di area sekitarnya. Kisah ini bermula dari mimpi Abdul Muthalib, seorang pemimpin Quraisy yang juga merupakan kakek Nabi Muhammad SAW. Selama tiga malam berturut-turut, Abdul Muthalib bermimpi untuk menggali sumber air yang lokasinya tidak jauh dari Ka'bah. Sumber air ini diyakini tidak akan pernah kering.
Abdul Muthalib yang dilanda kebingungan, menceritakan mimpinya kepada orang-orang terdekat, termasuk istrinya, Samra. Setelah itu, ia melakukan sebuah ritual kurban besar-besaran. Namun, di malam berikutnya, sosok yang sama kembali muncul dalam mimpinya dan meminta Abdul Muthalib untuk menggali Zamzam.
"Galilah Zamzam!", suara dalam mimpi itu memerintah.
Abdul Muthalib bertanya, "Apa itu Zamzam?"
Sosok itu menjawab, "Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jemaah haji. Letaknya di bawah timbunan kotoran dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut."
Mendapatkan petunjuk tersebut, Abdul Muthalib mulai mencari lokasi sumur Zamzam. Ia ditemani oleh putranya, al-Harits. Penggalian dilakukan secara diam-diam karena Abdul Muthalib belum sepenuhnya yakin dengan mimpinya. Ia khawatir penduduk Makkah akan mencoba mengambil keuntungan dari penemuannya.
Berbekal kapak besar dan peralatan lainnya, ayah dan anak itu mulai menggali pasir. Beberapa orang Quraisy melihat mereka menggali di antara dua berhala agung suku Quraisy. Mereka mengira Abdul Muthalib dan al-Harits akan menodai kesucian berhala tersebut. Namun, Abdul Muthalib tidak menghiraukan mereka dan terus melanjutkan penggalian.
Tiba-tiba, Abdul Muthalib menemukan sebuah patung berbentuk rusa. Ia bertakbir dan melanjutkan penggaliannya. Tak lama kemudian, ia menemukan dua patung rusa yang terbuat dari emas. Selain itu, ia juga menemukan pedang-pedang dan baju besi. Benda-benda ini diketahui milik Mahdhadh al-Jurhumi yang sengaja ditimbun di sumur Zamzam sebelum melarikan diri ke Yaman.
Penemuan benda-benda berharga ini menimbulkan polemik di antara kaum Quraisy. Mereka meminta sebagian dari harta tersebut, tetapi Abdul Muthalib menolak untuk memberikannya begitu saja. Untuk menyelesaikan perselisihan ini, Abdul Muthalib mengajak kaumnya untuk membuat keputusan yang adil melalui undian, sesuai dengan tradisi Quraisy. Undian dilakukan dengan menggunakan bejana, dengan alokasi dua untuk Ka'bah, dua untuk Abdul Muthalib, dan dua untuk kaum Quraisy.
Undian dilakukan di depan Hubal, patung terbesar di dalam Ka'bah. Hasil undian menunjukkan bahwa patung rusa emas menjadi milik Ka'bah, sementara pedang dan baju besi menjadi milik Abdul Muthalib, dan kaum Quraisy tidak mendapatkan apa-apa.
Kaum Quraisy sepakat bahwa dua patung rusa yang menjadi milik Ka'bah akan dijadikan hiasan pintu Ka'bah. Sementara itu, Abdul Muthalib meleburkan pedangnya dan menggunakannya sebagai bahan untuk membuat pintu Ka'bah. Ia tidak mengambil keuntungan pribadi dari harta temuannya tersebut.
Kisah ini memberikan gambaran tentang bagaimana area sekitar Ka'bah menyimpan sejarah panjang dan berharga. Penemuan bongkahan emas dan sumber air Zamzam menjadi bukti kekayaan sejarah dan budaya yang tersembunyi di balik bangunan suci tersebut.
Berikut adalah beberapa poin penting dari kisah ini:
- Mimpi Abdul Muthalib menjadi awal mula penemuan sumber air Zamzam dan bongkahan emas.
- Penemuan harta karun memicu perselisihan di antara kaum Quraisy.
- Undian menjadi solusi untuk menyelesaikan perselisihan secara adil.
- Harta temuan dimanfaatkan untuk kepentingan Ka'bah dan tidak untuk kepentingan pribadi.
Kisah ini menjadi bagian dari sejarah Makkah dan Ka'bah yang terus diceritakan dari generasi ke generasi.