Fadli Zon Menepis Tuduhan Penghapusan Narasi Perempuan dalam Penulisan Sejarah Indonesia

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dengan tegas membantah adanya upaya penghilangan narasi perempuan dalam proyek penulisan buku sejarah Indonesia yang saat ini tengah digarap oleh pemerintah. Bantahan ini muncul sebagai respons atas tudingan yang beredar luas di masyarakat terkait representasi perempuan dalam catatan sejarah bangsa.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Senin (16/6/2025), Fadli Zon menyatakan bahwa pengakuan dan penegasan peran serta kontribusi perempuan justru menjadi salah satu pilar utama dalam penulisan buku sejarah ini. Menurutnya, narasi yang dibangun berupaya memperkuat jejak langkah kaum perempuan dalam perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia.

Fadli Zon menjelaskan bahwa hingga perkembangan terakhir penulisan buku pada bulan Mei 2025, isu-isu yang berkaitan dengan perempuan telah terintegrasi secara substansial ke dalam struktur narasi sejarah. Beberapa tema penting yang diangkat dalam buku tersebut antara lain:

  • Kemunculan Organisasi Perempuan: Mengulas peran organisasi perempuan pada masa kebangkitan nasional, termasuk momentum penting seperti Kongres Perempuan 1928, serta kontribusi organisasi perempuan sebagai organisasi masyarakat (ormas).
  • Peran dalam Diplomasi dan Militer: Menyoroti kontribusi signifikan perempuan dalam perjuangan di bidang diplomasi dan militer, menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan negara.
  • Dinamika Peran Perempuan: Mengkaji evolusi peran perempuan dari masa ke masa, menggambarkan bagaimana peran perempuan telah berubah dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi bangsa.
  • Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT): Memasukkan isu penting mengenai penghapusan KDRT sebagai bagian dari upaya perlindungan hak-hak perempuan dan menciptakan lingkungan yang aman dan setara.
  • Pemberdayaan dan Kesetaraan Gender: Mengintegrasikan isu pemberdayaan dan kesetaraan gender dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan gender di berbagai bidang.

Fadli Zon juga menyoroti pendekatan positif yang diambil dalam penulisan ulang sejarah ini. Pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan, berupaya menghindari fokus pada kesalahan-kesalahan di masa lalu dan lebih menekankan pada pencapaian serta nilai-nilai positif yang dapat dipetik dari setiap peristiwa sejarah.

"Kita lebih memilih tone yang positif. Mencari kesalahan itu mudah, setiap zaman pasti ada," tegas Fadli Zon saat ditemui di Cibubur, Depok, Jawa Barat, pada hari Minggu (1/6/2025). Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menyajikan sejarah Indonesia secara komprehensif dan konstruktif, dengan mengakui peran semua pihak, termasuk perempuan, dalam membentuk perjalanan bangsa.