Efektivitas Iron Dome Dipertanyakan: Mampukah Sistem Pertahanan Israel Ini Menahan Serangan Iran?

Sistem pertahanan udara Iron Dome, yang selama ini diagung-agungkan sebagai perisai terkuat Israel, baru-baru ini menghadapi ujian berat dalam menghadapi serangan balasan dari Iran. Serangan ini memicu perdebatan mengenai efektivitas dan kemampuan Iron Dome dalam menghadapi ancaman rudal modern.

Setelah Operasi Rising Lion yang melibatkan 200 jet tempur Israel menyerang sejumlah target di Iran, Teheran melancarkan serangan balasan dengan menggunakan rudal dan drone. Iron Dome dikerahkan untuk mencegat serangan tersebut, dan menurut laporan Fortune, sistem ini berhasil menangkis sebagian besar rudal Iran, sehingga mengurangi dampak serangan secara keseluruhan.

Namun, laporan dari ABC Australia memberikan gambaran yang lebih suram. Menurut laporan tersebut, sejumlah rudal Iran berhasil menembus pertahanan Iron Dome, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di pihak Israel. Setidaknya 13 warga Israel dilaporkan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Lantas, bagaimana sebenarnya cara kerja Iron Dome dan mengapa sistem yang diklaim sangat efektif ini bisa ditembus?

Cara Kerja Iron Dome

Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket serta rudal jarak pendek yang ditembakkan ke wilayah Israel. Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama:

  • Radar: Mendeteksi proyektil yang mendekat dan melacak lintasannya.
  • Battle Management and Control (BMC): Menganalisis data dari radar untuk menentukan apakah proyektil tersebut merupakan ancaman dan memprediksi titik dampaknya.
  • Peluncur Rudal Tamir: Jika proyektil dianggap sebagai ancaman, sistem akan meluncurkan rudal Tamir untuk mencegat dan menghancurkannya di udara.

Iron Dome dirancang untuk menghadapi ancaman artileri dengan jangkauan hingga 70 kilometer. Sistem ini diklaim memiliki tingkat keberhasilan intersepsi mencapai 90%, dan dianggap sebagai terobosan teknologi yang telah menyelamatkan banyak nyawa di Israel. Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat keberhasilan 90% bukanlah jaminan sempurna. Iron Dome terbukti lebih efektif dalam menghadapi roket yang bergerak lambat, terbang rendah, atau memiliki jangkauan pendek, seperti yang sering diluncurkan dari wilayah Palestina.

Kerentanan Iron Dome

Iron Dome menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menghadapi rudal jarak menengah, jarak jauh, dan hipersonik. Untuk mengatasi ancaman rudal jarak menengah dan jauh, Israel mengandalkan sistem pertahanan udara tambahan seperti David's Sling, Arrow 2, dan Arrow 3. Israel juga menggunakan rudal Patriot buatan Amerika Serikat yang memiliki jangkauan hingga 160 kilometer.

Iran tampaknya telah mempelajari kerentanan Iron Dome dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya. ABC Australia melaporkan bahwa Iran memiliki sejumlah rudal balistik jarak menengah, termasuk Emad (1.700 km), Kheybar Shekan (1.450 km), dan Fattah-1 (1.400 km). Dua rudal terakhir merupakan rudal hipersonik. Iran juga dilaporkan memiliki rudal hipersonik lainnya, yaitu Shahab-3 dan Zolfaghar.

Secara keseluruhan, Iran diperkirakan memiliki sembilan jenis rudal yang mampu mencapai wilayah Israel. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi mengenai jenis rudal yang digunakan dalam serangan baru-baru ini yang berhasil menembus Iron Dome dan menyebabkan kerusakan di Israel. Namun, insiden ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan Iron Dome untuk menghadapi ancaman rudal modern, terutama yang memiliki kemampuan hipersonik dan jangkauan yang lebih jauh.