Efektivitas Sistem Belajar Empat Hari: Studi Kasus dan Implikasi Global

Kebijakan pengurangan hari sekolah menjadi empat hari dalam seminggu semakin banyak dipertimbangkan di berbagai negara sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa serta guru. Implementasi model ini bervariasi, mulai dari penyesuaian jam belajar hingga pemanfaatan hari libur tambahan untuk kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.

Beberapa negara telah mengadopsi sistem ini dengan hasil yang beragam. Di Polandia, kota Wodzislaw Slaski menerapkan sistem empat hari sekolah untuk siswa sekolah dasar, dengan hari kelima dialokasikan untuk proyek pendidikan non-tradisional seperti kunjungan ke pusat sains atau kegiatan kerajinan. Kepala Sekolah Joanna Kulinska menekankan bahwa pendekatan ini memungkinkan penyampaian pengetahuan melalui pengalaman dan praktik yang menarik dan modern.

Di Prancis, pendekatan yang lebih fleksibel diterapkan. Beberapa kota mengurangi jam sekolah pada hari Selasa dan Jumat sore, memberikan siswa pilihan untuk pulang lebih awal atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah kota. Sementara itu, kota-kota lain memilih sistem empat hari sekolah penuh, dengan hari Rabu digunakan untuk kegiatan pengayaan ekstrakurikuler. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar guru mendukung kebijakan ini, karena memberikan mereka waktu istirahat tambahan.

Australia mempertimbangkan sistem empat hari sekolah sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan guru. Dosen senior Universitas Melbourne, Merryn Dawborn-Gundlach, berpendapat bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan daya tarik profesi guru dan membantu mengembangkan kemandirian serta keterampilan siswa. Namun, ia menekankan bahwa ini hanyalah salah satu solusi yang perlu diintegrasikan dengan upaya perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh.

Di Amerika Serikat, lebih dari 1.600 sekolah di 24 negara bagian telah mengadopsi sistem empat hari sekolah, terutama untuk mengatasi masalah keuangan. Orang tua dan siswa melaporkan manfaat seperti peningkatan kinerja akademik dan kesehatan mental. Seorang ibu di Missouri, Jennie Gentry, mencatat bahwa tambahan hari libur membantu anak-anaknya menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan waktu istirahat.

Meski demikian, sistem empat hari sekolah tidak tanpa kekurangan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk memperpanjang jam sekolah pada hari-hari aktif, yang dapat membebani siswa, terutama yang lebih muda. Selain itu, efektivitas sistem ini bergantung pada perencanaan dan implementasi yang cermat, termasuk memastikan bahwa hari libur tambahan dimanfaatkan secara produktif untuk kegiatan yang bermanfaat bagi siswa dan guru.

Secara keseluruhan, tren penerapan sistem empat hari sekolah menunjukkan adanya upaya global untuk mencari pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel dan berpusat pada kesejahteraan siswa dan guru. Sementara hasil yang diperoleh bervariasi, studi kasus dari berbagai negara memberikan wawasan berharga tentang potensi dan tantangan yang terkait dengan model ini.