Korban WNI dalam Insiden Balon Udara di Turkiye Dipulangkan ke Tanah Air
Insiden balon udara di Aksaray, Turkiye, yang melibatkan sejumlah warga negara Indonesia (WNI) beberapa waktu lalu, kini memasuki babak baru. Duta Besar Republik Indonesia untuk Turkiye, Achmad Rizal Purnama, mengonfirmasi bahwa seluruh WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut telah meninggalkan rumah sakit dan bersiap untuk kembali ke Indonesia.
Menurut keterangan Rizal, para WNI saat ini berada di Istanbul dan dijadwalkan untuk terbang kembali ke Tanah Air dalam beberapa jam mendatang. Kabar baiknya, seluruh WNI yang berjumlah 12 orang tersebut hanya mengalami luka ringan akibat insiden tersebut. Hal ini tentu menjadi kelegaan tersendiri bagi keluarga dan kerabat di Indonesia.
Peristiwa nahas ini bermula ketika rombongan WNI tersebut berencana menikmati wisata balon udara di Kapadokia. Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan adanya larangan dari pihak berwenang. Tidak ingin kehilangan kesempatan, rombongan kemudian beralih ke Aksaray, sebuah wilayah yang juga menawarkan pengalaman serupa.
Di Aksaray, otoritas setempat memberikan izin bagi balon udara untuk terbang. Rombongan WNI pun kemudian menaiki balon udara tersebut. Namun, malapetaka terjadi ketika balon udara mencapai ketinggian tertentu. Tiba-tiba, arah angin berubah secara drastis.
Pilot balon udara, yang merupakan warga lokal, berupaya melakukan pendaratan darurat. Sayangnya, dalam proses pendaratan tersebut, balon udara kehilangan kendali. Akibatnya, pilot terjebak di bawah keranjang balon dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Insiden ini terekam dalam video yang kemudian beredar di media lokal, memperlihatkan kondisi balon udara yang mengempis dengan keranjang terbalik di darat. Tim penyelamat segera tiba di lokasi untuk memberikan pertolongan kepada para korban.
Gubernur Aksaray, Mehmet Ali Kumbuzoglu, membenarkan bahwa pilot menjadi satu-satunya korban jiwa dalam insiden tersebut. "Sayangnya, pilot kami terjebak di bawah keranjang dan meninggal dunia," ujarnya, seperti dikutip dari Sky News. Meskipun insiden ini menimbulkan trauma bagi para WNI yang terlibat, proses pemulihan dan pemulangan mereka ke Indonesia menjadi prioritas utama.