Bahaya Penggunaan Headset Berlebihan: Ancaman Kehilangan Pendengaran yang Meningkat
Penggunaan headset atau earphone secara terus-menerus dan dengan volume tinggi telah menjadi perhatian serius di kalangan profesional medis, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan pendengaran. Dr. Fikri Mirza Putranto, seorang spesialis THT-KL, menyoroti risiko yang sering diabaikan ini dalam sebuah seminar daring yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurutnya, paparan suara berlebihan dari perangkat audio pribadi dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen yang signifikan.
Ancaman yang Mengintai di Balik Kenikmatan Mendengarkan
Salah satu tantangan utama dalam mengatasi masalah ini adalah persepsi bahwa suara dari musik atau konten hiburan tidak berbahaya, bahkan cenderung menyenangkan. Hal ini berbeda dengan suara bising di lingkungan kerja yang secara alami dihindari. Dr. Fikri menjelaskan bahwa otak cenderung tidak mengaktifkan mekanisme perlindungan diri terhadap suara yang dianggap menyenangkan, sehingga meningkatkan risiko kerusakan pendengaran.
Kebiasaan mendengarkan musik sambil belajar atau tidur, misalnya, merupakan praktik yang sangat berisiko. Paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama dapat merusak sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal suara ke otak. Kerusakan pada sel-sel ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, terutama kesulitan membedakan suara di lingkungan yang bising.
Gejala Awal dan Pentingnya Deteksi Dini
Gejala awal gangguan pendengaran akibat paparan suara berlebihan seringkali tidak disadari. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Tinnitus (berdenging di telinga)
- Rasa penuh di telinga
- Kesulitan memahami percakapan di tempat ramai
Dr. Fikri menekankan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan pendengaran secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi, seperti pengguna headset lebih dari 4 jam sehari, mendengarkan dengan volume di atas 80 persen, atau mengalami gejala seperti nyeri atau berdenging setelah menggunakan headset.
Pencegahan dan Perlindungan Pendengaran
Untuk mencegah kerusakan pendengaran akibat penggunaan headset, Dr. Fikri merekomendasikan aturan "60-60": mendengarkan dengan volume tidak lebih dari 60 persen dan durasi maksimal 60 menit per hari. Selain itu, pemilihan perangkat yang tepat juga penting. Headset over-ear dengan fitur active noise cancellation (ANC) dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk menaikkan volume di lingkungan yang bising.
Namun, perlu diingat bahwa harga perangkat tidak menjamin perlindungan pendengaran. Penggunaan yang tidak tepat, seperti menaikkan volume terlalu tinggi, tetap dapat merusak pendengaran. Selain itu, earbuds yang masuk langsung ke liang telinga berisiko menyebabkan iritasi dan infeksi jika tidak dijaga kebersihannya.
Pemeriksaan Rutin dan Kesadaran Kolektif
Pemeriksaan pendengaran secara berkala sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memenuhi kriteria risiko tinggi. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kerusakan pendengaran sejak dini, sehingga memungkinkan intervensi yang tepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Paparan suara berlebihan dari perangkat pribadi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Untuk mengatasinya, diperlukan kesadaran kolektif dan tindakan pencegahan yang efektif. Dengan menjaga pendengaran, kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah dampak negatif pada aspek fisik, mental, sosial, dan akademik.
Dr. Fikri menutup sesi seminar daring dengan pesan penting: "Jaga pendengaran sebelum dia hilang dan tidak bisa diperbaiki."