Putin dan Erdogan Serukan Deeskalasi Konflik Iran-Israel Melalui Diplomasi

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon, yang mana fokus utama percakapan mereka adalah mengenai eskalasi konflik yang terjadi antara Iran dan Israel. Kedua pemimpin negara tersebut secara tegas menyerukan penghentian segera aksi permusuhan dan menekankan pentingnya penyelesaian sengketa yang ada melalui jalur politik dan diplomatik.

Kremlin, melalui pernyataan resminya, menyampaikan bahwa Putin dan Erdogan sepakat bahwa segala permasalahan yang menjadi sumber konflik, termasuk isu-isu terkait program nuklir Iran, harus diselesaikan melalui perundingan dan cara-cara damai. Komunikasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global terkait potensi meluasnya konflik di kawasan Timur Tengah.

Sebelumnya, Putin juga telah melakukan pembicaraan terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah terjadi serangkaian serangan yang saling berbalas antara kedua negara. Rusia, yang memiliki hubungan militer yang erat dengan Iran di tengah konflik di Ukraina, berupaya menjaga keseimbangan hubungan dengan semua pihak yang terlibat di kawasan tersebut.

Dalam percakapan dengan Netanyahu, Putin menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi proses mediasi dengan tujuan mencegah eskalasi lebih lanjut. Tawaran ini muncul setelah Israel melancarkan serangan ke wilayah Teheran, yang kemudian direspon oleh Iran dengan serangan balasan menggunakan drone dan rudal yang menargetkan wilayah Israel.

Serangan balasan Iran tersebut menyasar sejumlah target di Israel, menyusul serangan Israel sebelumnya terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan akan memberikan respons yang lebih keras jika Israel kembali melakukan agresi.

Pada dini hari berikutnya, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan yang ditujukan kepada sistem pertahanan udara Iran, termasuk lokasi peluncuran rudal, dengan tujuan melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut. Intensitas serangan yang meningkat ini semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Sementara itu, Iran telah menyampaikan kepada mediator dari Qatar dan Oman bahwa mereka tidak akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata selama masih menjadi target serangan Israel. Iran menegaskan bahwa perundingan yang serius hanya akan dilakukan setelah mereka menyelesaikan respons terhadap serangan awal Israel. Posisi ini menunjukkan betapa rumitnya upaya untuk meredakan konflik dan membawa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan.

Berikut adalah rangkuman singkat dari peristiwa penting:

  • Putin dan Erdogan menyerukan penghentian permusuhan dan penyelesaian konflik Iran-Israel melalui cara politik dan diplomatik.
  • Putin menawarkan diri menjadi mediator antara Iran dan Israel.
  • Iran menyatakan tidak akan berunding selama masih diserang oleh Israel.

Situasi ini menyoroti kompleksitas hubungan di Timur Tengah dan peran penting mediasi internasional dalam mencegah eskalasi konflik yang lebih besar.