Jebakan Finansial Generasi Z: Mengatasi Pengeluaran Impulsif dan Meningkatkan Literasi Keuangan

Jebakan Finansial Generasi Z: Mengatasi Pengeluaran Impulsif dan Meningkatkan Literasi Keuangan

Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, memegang peranan penting dalam lanskap ekonomi digital Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa mereka merupakan lebih dari seperempat populasi Indonesia. Tumbuh di era digital, Gen Z dikenal dengan kemampuan adaptasi, kreativitas, dan keterbukaan terhadap inovasi.

Namun, kemudahan akses informasi dan gaya hidup serba instan menghadirkan tantangan tersendiri dalam pengelolaan keuangan. Rista Zwestika Reni, seorang perencana keuangan, menyoroti beberapa permasalahan utama yang dihadapi Gen Z. Tingginya penggunaan dompet digital (e-wallet) dan aktivitas e-commerce di kalangan Gen Z seringkali berujung pada pengeluaran impulsif. Selain itu, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) semakin memperburuk keadaan, membuat mereka sulit menabung dan berinvestasi dengan bijak.

Tantangan Pengelolaan Keuangan Gen Z

Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi Gen Z dalam mengelola keuangan:

  • Pengeluaran Impulsif: Kemudahan berbelanja online dan pengaruh media sosial mendorong pengeluaran yang tidak terencana.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Keinginan untuk selalu mengikuti tren dan gaya hidup terkini dapat menguras anggaran.
  • Kurangnya Perencanaan Jangka Panjang: Fokus pada kesenangan sesaat membuat Gen Z kurang memikirkan kebutuhan finansial di masa depan.
  • Minimnya Literasi Keuangan: Kurangnya pemahaman tentang investasi dan pengelolaan keuangan yang baik membuat mereka rentan terhadap investasi bodong.

Strategi Cerdas Mengelola Keuangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Rista Zwestika Reni memberikan beberapa tips dan strategi cerdas dalam mengelola keuangan:

  1. Money Mindset dan Financial Self-Awareness: Bangun pola pikir positif tentang uang dan sadari kebiasaan keuangan Anda.
  2. Financial Check-Up: Evaluasi aset, utang, pendapatan, dan pengeluaran Anda secara berkala.
  3. Empat Pondasi Keuangan:
    • Budgeting: Buat anggaran bulanan dan patuhi.
    • Manajemen Utang: Kelola utang dengan bijak dan hindari penumpukan utang konsumtif.
    • Dana Darurat: Sisihkan dana darurat untuk menghadapi kejadian tak terduga.
    • Asuransi: Lindungi diri Anda dan aset Anda dengan asuransi yang sesuai.
  4. Investasi: Jadikan investasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Inisiatif Peningkatan Literasi Keuangan

Kredit Pintar, sebuah platform pinjaman daring, turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui program "Kelas Pintar Bersama". Program ini menghadirkan narasumber kompeten yang memberikan edukasi tentang pengelolaan keuangan, strategi bisnis, dan marketing kepada para pelaku UMKM. Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan indeks literasi keuangan di Indonesia. Diharapkan, melalui program ini, masyarakat dapat lebih teredukasi dan memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan keuangan.

Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman hingga lebih dari Rp 8,8 triliun sepanjang tahun 2024. Sejak berdiri pada tahun 2017, total akumulasi pinjaman yang telah disalurkan mencapai lebih dari Rp 53,2 triliun. Inisiatif seperti Kelas Pintar Bersama diharapkan dapat membantu generasi muda dan pelaku UMKM untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai tujuan finansial mereka.