Kaltim Waspada: Hujan Lebat Berpotensi Timbulkan Bencana Hidrometeorologi di Awal Maret 2025
Kaltim Waspada Ancaman Banjir dan Longsor di Awal Maret 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto Samarinda memprediksi curah hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) pada awal Maret 2025 akan berada pada kategori menengah hingga tinggi. Intensitas hujan diperkirakan mencapai 50 hingga 150 milimeter, sebuah angka yang perlu diwaspadai mengingat bulan tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi guna meminimalisir dampak negatifnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Kaltim akan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Namun, peringatan khusus diberikan untuk beberapa daerah yang berpotensi mengalami curah hujan yang jauh lebih signifikan. Daerah perbatasan Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu, misalnya, diprediksi akan menerima curah hujan mencapai 150 hingga 300 milimeter dengan peluang kejadian sekitar 50 persen. Kondisi serupa juga diprediksi terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Berau, dengan akumulasi curah hujan mencapai 150 hingga 200 milimeter. Tingkat curah hujan ini dikategorikan sebagai potensi bahaya yang signifikan dan perlu penanganan serius dari pemerintah daerah setempat.
Prakiraan Curah Hujan dan Potensi Bencana
Prakiraan BMKG menunjukkan bahwa secara umum, Kalimantan Timur diprediksi memiliki karakteristik hujan dalam kategori bawah normal hingga normal (50-115 persen). Namun, perlu ditekankan bahwa beberapa wilayah spesifik menunjukkan potensi curah hujan yang jauh melampaui angka normal. Wilayah pesisir utara dan tenggara Kaltim, misalnya, diperkirakan akan mengalami curah hujan di atas normal, dengan persentase mencapai 116 hingga 200 persen. Sebaliknya, beberapa kota besar seperti Bontang, Samarinda, sebagian Balikpapan, dan bagian timur Kutai Kartanegara justru diprediksi akan mengalami curah hujan di bawah normal, berkisar antara 50-84 persen. Perbedaan distribusi curah hujan ini menunjukkan perlunya pendekatan yang terdiferensiasi dalam upaya mitigasi bencana.
BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan dari pemerintah daerah dan masyarakat. Meskipun beberapa daerah diprediksi mengalami curah hujan di bawah normal, potensi hujan tinggi masih akan terjadi di beberapa titik, termasuk di Samarinda. Antisipasi dini dan langkah-langkah mitigasi bencana, seperti pembersihan saluran drainase, pengecekan kesiapan infrastruktur, serta penyediaan jalur evakuasi, sangat krusial untuk mengurangi dampak negatif dari potensi bencana hidrometeorologi yang mengancam.
Rekomendasi dan Imbauan
Menghadapi potensi bencana ini, BMKG merekomendasikan sejumlah langkah penting:
- Pemerintah Daerah: Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi banjir dan tanah longsor, termasuk melakukan pengecekan infrastruktur, pembersihan saluran air, dan penyediaan tempat evakuasi.
- Masyarakat: Selalu memantau informasi cuaca dari BMKG, mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana, serta mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dampak negatif dari potensi hujan lebat di awal Maret 2025 di Kaltim dapat diminimalisir.