Lonjakan Kasus Sifilis di Indonesia: Ancaman Tersembunyi dan Pentingnya Deteksi Dini

Lonjakan Kasus Sifilis di Indonesia: Ancaman Tersembunyi dan Pentingnya Deteksi Dini

Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat dengan meningkatnya kasus sifilis. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa lebih dari 23 ribu kasus tercatat pada tahun 2024. Angka ini mengkhawatirkan, mengingat sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Sifilis, juga dikenal sebagai raja singa, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, dan penularannya umumnya terjadi melalui kontak seksual.

Kemenkes RI melalui akun instagramnya menghimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh penyakit ini. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang perilaku seseorang. Penting untuk menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini.

Bagaimana Sifilis Menular?

Sifilis menular terutama melalui kontak langsung dengan luka terbuka (chancre) yang muncul pada penderita. Penularan paling sering terjadi selama hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Namun, perlu diingat bahwa penularan juga dapat terjadi melalui kontak non-seksual, seperti ciuman atau sentuhan dengan luka sifilis. Ibu hamil yang terinfeksi sifilis dapat menularkan penyakit ini kepada bayi mereka selama kehamilan atau persalinan, yang disebut sebagai sifilis kongenital. Transfusi darah juga menjadi jalur penularan yang mungkin, meskipun jarang terjadi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa masa penularan sifilis paling tinggi terjadi pada tahap awal infeksi, yaitu dalam dua tahun pertama setelah terinfeksi. Sayangnya, banyak orang yang terinfeksi sifilis tidak menyadari kondisi mereka karena tidak mengalami gejala atau mengabaikan gejala ringan yang muncul.

Mengenali Gejala Sifilis: Tahapan dan Manifestasi

Sifilis berkembang melalui beberapa tahapan, dan setiap tahap memiliki gejala yang berbeda. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini agar dapat mencari pengobatan secepat mungkin.

  • Sifilis Primer: Tahap ini ditandai dengan munculnya luka kecil yang disebut chancre. Luka ini biasanya tidak nyeri dan muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh, seperti alat kelamin, rektum, atau mulut. Chancre biasanya muncul sekitar tiga minggu setelah terinfeksi dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 3-6 minggu.
  • Sifilis Sekunder: Jika tidak diobati, sifilis akan berlanjut ke tahap sekunder. Pada tahap ini, penderita dapat mengalami ruam kulit yang tidak gatal, biasanya muncul di badan, telapak tangan, dan telapak kaki. Selain ruam, gejala lain yang mungkin muncul adalah luka seperti kutil di mulut atau area genital, rambut rontok, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, kelelahan, penurunan berat badan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini dapat hilang dengan sendirinya, tetapi infeksi tetap ada dalam tubuh.
  • Sifilis Laten: Tahap laten adalah periode di mana tidak ada gejala yang muncul. Namun, bakteri Treponema pallidum masih hidup dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan organ secara perlahan. Tahap ini dapat berlangsung bertahun-tahun.
  • Sifilis Tersier (Tahap Lanjut): Jika tidak diobati, sekitar 20-40% penderita sifilis akan mengalami komplikasi serius pada tahap tersier. Komplikasi ini dapat meliputi kerusakan otak (seperti demensia), penyakit jantung, gangguan pergerakan, kerusakan saraf, dan masalah penglihatan hingga kebutaan. Sifilis pada tahap ini dapat mengancam nyawa.
  • Sifilis Kongenital: Bayi yang terinfeksi sifilis dari ibu mereka dapat mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti luka dan ruam pada kulit, demam, anemia, pembengkakan limpa dan hati, rinitis, dan perubahan tulang. Masalah kesehatan jangka panjang yang mungkin muncul adalah ketulian, masalah gigi, dan hidung pelana.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius akibat sifilis. Jika Anda aktif secara seksual atau memiliki faktor risiko lainnya, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin. Pengobatan sifilis biasanya melibatkan pemberian antibiotik, dan pada umumnya efektif jika dilakukan pada tahap awal infeksi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang risiko terinfeksi sifilis. Kesadaran dan tindakan pencegahan adalah kunci untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari ancaman penyakit ini.