Piala Dunia Antarklub 2025 Didera Keluhan: Rumput Kering Hingga Cuaca Ekstrem Jadi Sorotan
Penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat menuai beragam kritik, mulai dari kondisi lapangan yang kurang ideal hingga cuaca ekstrem yang mempengaruhi performa pemain. Turnamen yang baru bergulir sejak 15 Juni lalu ini diharapkan menjadi ajang pemanasan bagi Amerika Serikat sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, namun berbagai kendala teknis dan non-teknis justru menjadi sorotan.
Salah satu keluhan utama datang dari kondisi lapangan di MetLife Stadium, yang menjadi venue pertandingan antara Palmeiras dan Porto. Pemain Palmeiras, Estevao, mengeluhkan kondisi rumput yang kering dan memperlambat pergerakan bola. Padahal, stadion ini dijadwalkan menjadi tempat digelarnya babak final. Keluhan ini memicu pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur stadion dalam menyambut turnamen besar seperti Piala Dunia Antarklub.
Selain masalah lapangan, cuaca ekstrem juga menjadi perhatian utama. Tim Paris Saint-Germain (PSG) merasakan dampak langsung dari panas terik saat menghadapi Atletico Madrid di California. Pertandingan yang digelar pada siang hari dengan temperatur mencapai 40 derajat Celcius membuat para pemain kesulitan untuk tampil maksimal selama 90 menit penuh. Pelatih PSG, Luis Enrique, secara terbuka mengkritik kondisi cuaca yang sangat mempengaruhi jalannya pertandingan.
Kurangnya antusiasme penonton juga menjadi isu yang mencuat. FIFA bahkan terpaksa menurunkan harga tiket sebelum turnamen dimulai untuk menarik minat penggemar sepak bola. Selain itu, beberapa pertandingan juga dinilai kurang menarik dari segi skor, dengan beberapa laga berakhir tanpa gol. Kemenangan telak Bayern Munich atas Auckland City dengan skor 10-0 juga menuai kritik karena dianggap menunjukkan perbedaan kualitas yang terlalu jauh antara tim-tim peserta.
- Kondisi lapangan MetLife Stadium dikeluhkan pemain Palmeiras.
- Cuaca panas ekstrem di California dikeluhkan pelatih PSG.
- Penjualan tiket lesu memaksa FIFA menurunkan harga.
- Perbedaan kualitas tim peserta dinilai terlalu timpang.
Berbagai permasalahan yang muncul dalam Piala Dunia Antarklub 2025 ini menjadi catatan penting bagi panitia penyelenggara Piala Dunia 2026. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk memastikan bahwa turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut dapat berjalan sukses dan lancar.