Serangan Israel Diduga Menyasar Ilmuwan Nuklir dan Kampus di Iran
Gelombang serangan yang dilancarkan oleh Israel terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, telah memicu kecaman internasional dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan tersebut. Operasi yang diberi kode "Operation Rising Lion", melibatkan sejumlah besar jet tempur dan dilaporkan menargetkan infrastruktur militer, fasilitas nuklir, serta para ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran.
Laporan dari Middle East Eye, yang mengutip sumber Reuters, menyebutkan bahwa sejumlah ilmuwan nuklir Iran menjadi korban dalam serangan tersebut. Di antara mereka terdapat tokoh-tokoh penting dari berbagai universitas terkemuka di Iran, yang memiliki peran signifikan dalam pengembangan program nuklir negara tersebut.
Berikut adalah nama-nama ilmuwan dan akademisi yang dilaporkan menjadi target serangan:
- Mohammad Mehdi Tehranchi: Rektor Universitas Islam Azad di Teheran, seorang fisikawan teoritis dengan keahlian dalam bidang nuklir. Tehranchi merupakan salah satu tokoh kunci dalam AMAD Plan, sebuah program untuk memajukan kemampuan nuklir Iran.
- Abdolhamid Minouchehr: Kepala Fakultas Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti, Teheran. Ia memiliki keahlian dalam fisika reaktor, simulasi nuklir, dan rekayasa desain bahan bakar nuklir tingkat lanjut. Minouchehr berperan penting dalam memperluas program penelitian dan pendidikan di bidang teknik nuklir.
- Ahmad-Reza Zolfaqari: Ilmuwan teknik nuklir dari Universitas Shahid Beheshti, yang bekerja sama dengan Minouchehr dalam proyek-proyek rekayasa nuklir strategis nasional.
- Amir Hossein Faghihi: Dosen di Universitas Shahid Beheshti, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Atomic Energy Organization of Iran (AEOI) dan Kepala Nuclear Science and Technology Research Institute (NSTRI) Iran.
- Fereydoun Abbasi Davani: Mantan Kepala Atomic Energy Organization of Iran (AEOI), dengan gelar doktor dari berbagai universitas, termasuk Amir Kabir University of Technology, Universitas Ferdowsi, dan Universitas Shahid Beheshti.
Universitas Shahid Beheshti, khususnya Fakultas Teknik Nuklirnya, menjadi sorotan karena banyaknya ilmuwan dari universitas tersebut yang menjadi target serangan. Fakultas ini telah lama menjadi pusat penelitian dan pendidikan di bidang teknik nuklir di Iran, dengan fokus pada program S2 dan S3 di bidang-bidang seperti Fuel Cycle, Medical Radiation, Radiation Applications, dan Reaktor.
Serangan terhadap para ilmuwan dan fasilitas nuklir Iran ini telah memicu kecaman keras dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa tindakan ini melanggar hukum internasional dan dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Konsekuensi dari serangan ini masih belum jelas, tetapi dampaknya terhadap program nuklir Iran dan stabilitas regional diperkirakan akan signifikan.