Indonesia Tergeser ke Posisi Kelima dalam Indeks Wisata Ramah Muslim Global 2025

Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025 yang dirilis oleh Mastercard dan CrecentRating. Setelah menduduki posisi puncak selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023 dan 2024, Indonesia kini berada di peringkat kelima dengan skor 76. Penurunan ini mencerminkan meningkatnya persaingan di antara destinasi wisata ramah muslim di seluruh dunia.

Malaysia berhasil merebut posisi pertama dengan skor 79, diikuti oleh Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab yang masing-masing mencatatkan skor 78. Laporan GMTI 2025 menekankan bahwa persaingan dalam industri pariwisata ramah muslim semakin ketat, dan Indonesia perlu berupaya lebih keras untuk mempertahankan posisinya.

GMTI menggunakan metodologi komprehensif yang mempertimbangkan berbagai faktor untuk menentukan peringkat setiap destinasi. Data yang digunakan berasal dari berbagai sumber, termasuk riset oleh tim CrecentRating, data dari Halal Trip, serta data dari organisasi internasional seperti:

  • United Nations (UN)
  • World Bank
  • United Nations World Tourism Organization (UNWTO)
  • United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
  • World Economic Forum (WEF)
  • IQ Air

Penilaian didasarkan pada empat kategori utama:

  1. Akses (10%): Kemudahan aksesibilitas ke destinasi bagi wisatawan muslim.
  2. Komunikasi (20%): Efektivitas komunikasi dan promosi yang ditujukan kepada wisatawan muslim.
  3. Lingkungan (30%): Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim, seperti tempat ibadah dan restoran halal.
  4. Layanan (40%): Kualitas layanan dan keramahan yang ditawarkan kepada wisatawan muslim.

Skor akhir GMTI dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari keempat kategori utama tersebut, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif dan adil mengenai keramahan suatu destinasi terhadap wisatawan muslim. Penurunan peringkat Indonesia menjadi perhatian penting bagi para pemangku kepentingan industri pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas yang ditawarkan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain.