Air Mata Salah Menandai Tersingkirnya Liverpool dari Liga Champions
Air Mata Salah Menandai Tersingkirnya Liverpool dari Liga Champions
Drama adu penalti menandai berakhirnya perjuangan Liverpool di Liga Champions musim 2024-2025. Kekalahan pahit 1-4 dari Paris Saint-Germain (PSG) di babak 16 besar, Rabu dini hari WIB (12/3/2025), meninggalkan luka mendalam bagi The Reds, khususnya Mohamed Salah yang terlihat meneteskan air mata usai pertandingan. Pertandingan leg kedua yang digelar di Stadion Anfield berakhir imbang 0-0, membuat skor agregat menjadi 1-1 setelah kemenangan tipis Liverpool 1-0 di leg pertama di Paris. Gol tunggal Ousmane Dembele di menit ke-12 menjadi penentu jalannya pertandingan, membawa PSG unggul di leg kedua dan memaksa laga dilanjutkan ke babak adu penalti.
Kegagalan dua penendang Liverpool, Darwin Nunez dan Curtis Jones, menembus gawang Gianluigi Donnarumma menjadi faktor penentu kekalahan. Hanya Mohamed Salah yang sukses menyarangkan bola dari titik putih bagi Liverpool. Kekecewaan terlihat jelas di wajah para pemain The Reds, terutama Salah yang telah menyamai rekor penampilan legenda Liverpool, Steven Gerrard, sebanyak 73 laga di Liga Champions. Prestasi tersebut sayangnya tak mampu mengantarkan timnya ke babak selanjutnya, meninggalkan Salah hanya selangkah dari rekor Jamie Carragher (80 penampilan). Kegagalan ini pun menjadi pukulan telak bagi ambisi Liverpool untuk meraih gelar bergengsi Eropa tersebut.
Andrew Robertson, bek kiri Liverpool, mengakui kegagalan timnya dalam memanfaatkan peluang di kedua leg pertandingan. "Pekan lalu, banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak memaksimalkan peluang mereka. Hari ini, kami tidak menuntaskan peluang kami," ujarnya dalam wawancara pasca-pertandingan yang dikutip dari situs resmi Liga Champions. Ia menambahkan, "Kami terus menekan di babak kedua, tetapi tidak bisa menyamakan kedudukan malam ini, yang seharusnya bisa membawa kami lolos. Banyak hal yang harus kami kaji; akan ada banyak hal positif dari pertandingan ini, namun sangat mengecewakan tidak lolos." Pernyataan Robertson tersebut merefleksikan kecemasan dan kekecewaan mendalam yang dirasakan seluruh tim atas eliminasi ini. Meskipun penampilan tim telah meningkat di leg kedua, nasib sial di babak adu penalti memastikan langkah Liverpool terhenti di 16 besar.
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Liverpool. Analisis mendalam terhadap performa tim, terutama dalam penyelesaian akhir, menjadi krusial untuk menatap musim depan. Air mata Salah menjadi simbol kekecewaan kolektif, namun juga motivasi untuk bangkit dan kembali berjuang di kompetisi-kompetisi berikutnya. Pertandingan ini membuktikan betapa tipisnya margin kemenangan di level tertinggi sepak bola Eropa, dan betapa pentingnya setiap detail, termasuk keberuntungan dalam adu penalti.
Berikut poin-poin penting dalam pertandingan tersebut:
- PSG menang 1-4 lewat adu penalti setelah skor imbang 0-0 di leg kedua.
- Ousmane Dembele mencetak gol tunggal bagi PSG di menit ke-12.
- Mohamed Salah menyamai rekor penampilan Steven Gerrard di Liga Champions (73 pertandingan).
- Darwin Nunez dan Curtis Jones gagal mencetak gol penalti untuk Liverpool.
- Andrew Robertson mengakui kegagalan Liverpool dalam memanfaatkan peluang.
- Mohamed Salah terlihat menangis setelah kekalahan tersebut.