Anemia: Ancaman Tersembunyi di Balik Penampilan Fisik yang Sehat

Anemia, kondisi kekurangan sel darah merah yang sehat, seringkali tidak disadari keberadaannya. Padahal, dampaknya bisa sangat signifikan, mulai dari penurunan energi, pucatnya wajah, hingga penurunan produktivitas secara keseluruhan. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena dapat menyerang siapa saja, bahkan mereka yang tampak sehat secara fisik.

Dokter Andi Khomeini Takdir Haruni, seorang spesialis penyakit dalam, menjelaskan bahwa anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh tidak mencukupi untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan dan organ. Akibatnya, tubuh mengalami kekurangan oksigen yang memicu berbagai gejala tidak menyenangkan. Dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, dr. Andi menekankan bahwa kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, vitamin B, dan protein menjadi penyebab utama anemia, terutama pada usia produktif.

Pola Hidup, Akar Masalah Anemia

Ironisnya, mayoritas kasus anemia bukanlah disebabkan oleh faktor genetik atau bawaan, melainkan oleh pola hidup yang kurang tepat. Walaupun penyakit genetik seperti Thalassemia atau Sickle Cell Anemia dapat menyebabkan kondisi ini, kekurangan nutrisi yang penting seperti zat besi, vitamin B, atau protein adalah penyebab yang paling umum.

"Anemia itu terjadi ketika jumlah sel darah merah yang sehat di dalam tubuh manusia berkurang. Jadi, jumlah eritrositnya lebih rendah dari batas normal", jelas dr. Andi.

Infeksi parasit seperti cacing juga dapat memicu anemia karena parasit ini bersaing dengan tubuh untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, penyakit kronis seperti kanker atau gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia.

Siapa Saja yang Berisiko?

Anemia tidak hanya mengintai mereka yang kekurangan gizi. Bahkan individu dengan berat badan yang ideal pun berisiko jika pola makannya tidak seimbang. Dr. Andi menceritakan pengalamannya menemukan pasien dengan berat badan normal tetapi kekurangan zat besi.

"Saya bertemu pasien, yang secara makro nutrisinya cukup, namun ia kekurangan zat besi," ujarnya.

Terlalu banyak mengonsumsi kalori dari gula, tepung, dan lemak, tanpa diimbangi dengan asupan mikronutrien yang cukup, dapat memicu anemia. Padahal, zat besi dan vitamin sangat penting untuk pembentukan sel darah merah.

"Setelah kita analisis lebih dalam, kita menemukan bahwa pasien tersebut jarang mengonsumsi sayur dan ikan," ungkap dr. Andi.

Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala anemia seperti kelelahan atau pucat. Pemeriksaan dini dan perubahan pola makan menjadi kunci untuk mencegah anemia berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang anemia melalui berbagai program edukasi dan promosi gaya hidup sehat.

Langkah Pencegahan

  • Konsumsi makanan yang kaya zat besi seperti daging merah, hati, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
  • Pastikan asupan vitamin B12 dan asam folat tercukupi.
  • Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala anemia.
  • Terapkan pola makan yang seimbang dan hindari konsumsi makanan olahan berlebihan.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan.