Target Impor Sapi Perah Terancam Meleset: Peternak Rakyat Terhambat Pembiayaan
Target Impor Sapi Perah Terancam Meleset: Peternak Rakyat Terhambat Pembiayaan
Ambisi pemerintah untuk mendatangkan 250 ribu ekor sapi perah impor pada tahun 2025 terancam tidak tercapai. Hingga pertengahan tahun, realisasi impor baru mencapai sekitar 9 ribu ekor, menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak.
Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Agus Warsito, mengungkapkan bahwa realisasi impor sapi perah saat ini didominasi oleh pengusaha besar. Koperasi dan peternak rakyat, menurutnya, belum merasakan dampak positif dari program ini.
"Realisasi 9 ribu ekor itu lebih banyak dibiayai oleh pelaku usaha besar, pabrik, dan farm besar," ujarnya. Agus menekankan, target impor 250 ribu ekor sulit tercapai jika hanya mengandalkan perusahaan besar. Mobilisasi peternak rakyat, didukung dengan skema khusus dan respon cepat dari perbankan, menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Antusiasme peternak terhadap program impor sapi perah sebenarnya sangat tinggi. Kualitas sapi perah lokal yang menurun akibat masalah pengembangbiakan mendorong kebutuhan akan sapi impor untuk meningkatkan produksi susu nasional. Sayangnya, kendala pembiayaan menjadi batu sandungan bagi peternak rakyat yang sudah mengantongi izin impor.
"Peternak sudah sampai pada tahap BI checking, memenuhi prosedur perbankan, tapi prosesnya belum selesai hingga saat ini, sudah hampir empat bulan," keluh Agus. Ia mencontohkan sebuah koperasi di Semarang yang telah mengantongi izin impor 4.500 ekor sapi perah. Jika satu koperasi saja mampu mengimpor sebanyak itu, Agus yakin importasi oleh peternak rakyat akan berjalan masif.
"Koperasi kami mendapat izin impor hingga 4.500 ekor. Tahap pertama, kami akan mengimpor 1.500 ekor karena kapasitas kapal hanya 1.500 ekor sekali pengapalan. Namun, pengurusan untuk 1.500 ekor ini belum juga selesai," tambahnya.
Pemerintah mencanangkan impor sapi perah untuk meningkatkan pasokan susu dalam negeri, yang saat ini 80% dipenuhi dari impor. Peningkatan produksi susu juga dibutuhkan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa hingga akhir Mei 2025, 196 pelaku usaha berkomitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan. Realisasi awal mencatat 9.736 ekor sapi telah tiba dari Australia melalui jalur laut dan udara.