Giant Sea Wall: Strategi Penanganan Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa dengan Pendekatan Integratif
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengumumkan rencana penyusunan blueprint atau rencana detail pembangunan Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall/GSW) sebagai solusi komprehensif mengatasi masalah penurunan muka tanah dan banjir rob yang semakin mengkhawatirkan di pesisir utara Jawa.
AHY menekankan bahwa penanganan masalah kompleks ini memerlukan pendekatan integratif, mempertimbangkan berbagai aspek dan kondisi spesifik di setiap wilayah. Dalam pernyataannya yang disiarkan melalui akun Instagram pribadinya, AHY menjelaskan bahwa tidak semua wilayah pesisir akan langsung dibangun tanggul beton. Pemerintah akan memprioritaskan wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap banjir rob, sementara wilayah lain akan ditangani dengan solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NBS).
"Kita akan memprioritaskan wilayah yang paling rentan terhadap ancaman banjir. Blueprint harus benar-benar rapi dan terencana dengan matang," ujar AHY.
Pendekatan Berbasis Alam dan Prioritas Wilayah
AHY menjelaskan bahwa pemanfaatan mangrove akan menjadi salah satu opsi solusi berbasis alam di wilayah yang belum terlalu parah kerusakannya. Namun, di wilayah yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan, pembangunan tanggul beton menjadi solusi yang tak terhindarkan.
"Ada wilayah yang masih bisa ditangani dengan pendekatan natural, seperti menggunakan mangrove. Tapi ada juga yang sudah sangat parah dan membutuhkan dinding tanggul yang tebal dan tinggi," jelasnya.
Prioritas utama pembangunan GSW adalah wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap banjir rob, termasuk DKI Jakarta hingga kawasan utara Semarang. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyampaikan bahwa pembangunan GSW di DKI Jakarta saja membutuhkan waktu sekitar 8-10 tahun, sedangkan penyelesaian proyek secara keseluruhan dari ujung barat hingga timur Pantura Jawa diperkirakan memakan waktu 15-20 tahun.
Tantangan Pendanaan dan Keterlibatan Swasta
Selain tantangan teknis, AHY juga mengakui bahwa pendanaan menjadi isu krusial dalam proyek GSW. Pemerintah menyiapkan berbagai pendekatan untuk mengatasi keterbatasan fiskal, termasuk melibatkan pemerintah daerah dalam pendanaan dan mencari investor swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kita harus kreatif mencari sumber-sumber pendanaan dari dunia swasta, termasuk dari dalam dan luar negeri," kata AHY.
Komitmen Pemerintah
Pemerintah berkomitmen untuk membangun GSW dengan cepat, namun tetap mengedepankan efisiensi dan perencanaan yang matang. AHY menekankan bahwa proyek ini merupakan investasi jangka panjang untuk melindungi wilayah utara Jawa secara keseluruhan.
Seperti yang disampaikan Presiden Prabowo dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 lalu, pemerintah akan memulai pembangunan di sejumlah daerah prioritas terlebih dahulu, seperti DKI Jakarta hingga kawasan utara Semarang. Daerah-daerah seperti Semarang, Pekalongan, dan Brebes dinilai sudah sangat terancam oleh banjir rob dan membutuhkan penanganan segera.
Daftar Kata Kunci:
- Giant Sea Wall
- Tanggul Laut Raksasa
- Banjir Rob
- Pesisir Utara Jawa
- Penurunan Muka Tanah
- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
- Nature-Based Solutions
- Solusi Berbasis Alam
- Mangrove
- DKI Jakarta
- Semarang
- Pendanaan
- Investasi Swasta
- Prabowo Subianto