Strategi Diplomasi Taiwan di Indonesia: Membangun Jembatan Budaya dan Pendidikan

Taiwan, melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia, mengintensifkan pendekatan soft power untuk mempererat hubungan bilateral. Alih-alih mengandalkan kekuatan ekonomi, politik, atau militer semata, Taiwan berfokus pada promosi wisata ramah muslim, kolaborasi pendidikan tinggi, dan pertukaran budaya yang dinamis.

Dr. Trust H.J. Lin, Deputy Representative TETO, menekankan bahwa soft power adalah tentang membangun hubungan antarmanusia melalui pengalaman langsung dan keterbukaan budaya. Hal ini selaras dengan pandangan Menteri Luar Negeri Taiwan, Dr. Lin Chia-Lung, yang menyatakan bahwa diplomasi dan pariwisata memiliki tujuan yang sama: menjalin persahabatan dengan tulus. Setiap individu, menurut pandangan ini, berpotensi menjadi duta bangsa, dan setiap langkah wisatawan berkontribusi pada diplomasi.

Pariwisata Ramah Muslim: Prioritas Utama

Sadar akan preferensi wisatawan Indonesia, Taiwan menawarkan pengalaman wisata yang beragam, mulai dari keindahan alam hingga kuliner, belanja, dan pasar malam yang semarak. Wisatawan dapat menikmati keindahan empat musim, termasuk bunga sakura dan Festival Lampion di musim semi, festival kuliner es buah tropis di musim panas, bersepeda di musim gugur, dan relaksasi di pemandian air panas di musim dingin. Destinasi populer di kalangan wisatawan Indonesia termasuk Taipei, Jiufen, Sun Moon Lake, dan Pegunungan Alishan.

Taiwan juga menempatkan prioritas tinggi pada penyediaan fasilitas yang nyaman bagi wisatawan Muslim. Negara ini telah naik peringkat menjadi tujuan ramah muslim nomor tiga di dunia, dengan hampir 400 hotel dan restoran yang bersertifikasi halal. Fasilitas shalat tersedia di bandara, stasiun, dan tempat wisata. TETO aktif mempromosikan potensi wisata ini melalui kampanye publik, termasuk partisipasi dalam Car Free Day (CFD) di Jakarta dan mengundang influencer untuk mempromosikan aktivitas hiking dan bersepeda di Taiwan.

Pendidikan dan Pertukaran Budaya

Kerja sama pendidikan merupakan pilar penting dari diplomasi lunak Taiwan. Indonesia merupakan negara penyumbang pelajar asing terbesar kedua di Taiwan, dengan lebih dari 400.000 mahasiswa dan pekerja migran Indonesia yang berkontribusi pada kehidupan sosial dan ekonomi di sana. Pemerintah dan perusahaan Taiwan menyediakan beasiswa komprehensif, termasuk biaya hidup dan tiket pesawat, serta kesempatan kerja setelah lulus.

Pameran Pendidikan Tinggi 2025 akan diadakan di berbagai kota di Indonesia, dengan partisipasi sekitar 70 universitas Taiwan. Pelajar dan pekerja migran Indonesia juga berfungsi sebagai duta budaya informal, memperkaya budaya Taiwan dengan tradisi Indonesia dan sebaliknya. Misi Teknis Taiwan telah hadir di Indonesia selama 49 tahun, fokus pada pendampingan petani lokal dalam mengadopsi teknologi pertanian yang lebih efisien.

Memanfaatkan Budaya Populer

Taiwan juga memanfaatkan budaya populer untuk menjangkau generasi muda Indonesia. Grup F4 dan serial Meteor Garden tetap menjadi ikon budaya yang relevan. Taiwan mempertimbangkan untuk menggelar reuni F4 sebagai bagian dari promosi pariwisata yang menyentuh sisi emosional generasi muda. Selain itu, Taiwan mendorong pengembangan musik pop, kartun, kuliner, dan desain kreatif sebagai wajah baru diplomasi budaya yang lebih dinamis dan inovatif.

Dr. Trust mengungkapkan kekagumannya terhadap keramahan dan keterbukaan masyarakat Indonesia, yang memfasilitasi koneksi antarbudaya. Ia percaya bahwa hubungan antara Taiwan dan Indonesia akan terus berkembang melalui interaksi sehari-hari dan program people-to-people exchange, bukan hanya kebijakan tingkat tinggi. Taiwan berkomitmen untuk membuka pintu bagi kerja sama jangka panjang yang inklusif dan berdaya guna, didasari semangat gotong royong lintas budaya.