Budidaya Udang Berkelanjutan: Harmoni Ekonomi dan Ekologi Melalui Climate Smart Shrimp
Di pesisir Donggala, Sulawesi Tengah, sebuah inovasi tengah mengubah paradigma budidaya udang. Pendekatan Climate Smart Shrimp (CSS) membuktikan bahwa keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring.
CSS bukan sekadar metode budidaya; ini adalah sebuah filosofi yang mengintegrasikan pemulihan ekosistem mangrove, praktik budidaya bertanggung jawab, dan teknologi modern untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan. Model ini bertujuan mengatasi perubahan iklim, melindungi lingkungan pesisir, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Inti dari CSS adalah integrasi tiga elemen kunci:
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL): Teknologi ini memastikan bahwa air limbah dari tambak udang diolah secara efektif sebelum dikembalikan ke laut, meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem.
- Praktik Budidaya Berkelanjutan: CSS mengadopsi praktik-praktik yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meminimalkan limbah.
- Restorasi Mangrove: Mangrove berfungsi sebagai biofilter alami yang efektif, menyerap polutan dan nutrisi berlebih dari air limbah tambak. Selain itu, mangrove juga menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies laut dan membantu melindungi garis pantai dari erosi.
Lebih lanjut, CSS memanfaatkan teknologi pemantauan kualitas air dan pelacakan produksi secara real-time yang dikembangkan oleh startup akuakultur JALA. Sistem ini memungkinkan para petambak untuk memantau kondisi air secara akurat dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan, memastikan kualitas air yang optimal untuk pertumbuhan udang dan kesehatan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa mangrove dalam sistem CSS memberikan manfaat ganda. Selain berfungsi sebagai penyaring limbah yang efektif, mangrove juga mampu menyimpan karbon dalam sedimen, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Air limbah yang dihasilkan oleh sistem CSS memiliki kandungan kimia dan fosfor yang minimal, sehingga aman untuk dibuang ke laut.
Mariska Astrid, seorang peneliti BRIN, menjelaskan bahwa pendekatan CSS merupakan solusi nyata untuk mencapai ketahanan pangan biru dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis alam dalam pengelolaan sumber daya laut, yang memungkinkan peningkatan produksi sekaligus menjaga kelestarian ekosistem pesisir.
CSS merupakan contoh nyata dari nature-based solutions yang dapat mendukung budidaya udang berkelanjutan dengan memitigasi kerusakan kualitas air dan ekosistem perairan akibat limbah tambak. Inovasi ini memberikan harapan baru bagi industri udang, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat berjalan seiring demi masa depan yang lebih baik.