Upaya Presiden Prabowo Subianto dalam membangun komunikasi politik dengan berbagai pihak, termasuk Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dinilai sebagai langkah strategis untuk menegaskan independensinya dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini mengemuka dalam diskusi yang menyoroti dinamika politik terkini.

Langkah-langkah konkret telah diambil, termasuk kunjungan yang dilakukan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi ke kediaman Megawati beberapa waktu lalu. Pertemuan ini menjadi simbol penting, mengingat Megawati adalah tokoh sentral dari partai yang sebelumnya menaungi Presiden Joko Widodo.

Walaupun hubungan baik tetap terjalin antara Prabowo dan Jokowi, kemampuan Prabowo untuk berkomunikasi secara efektif dengan Megawati menunjukkan fleksibilitas dan kemandiriannya dalam menjalin relasi politik. Hal ini membantah asumsi yang mungkin berkembang di masyarakat mengenai ketergantungan Prabowo pada Jokowi.

Komunikasi yang dibangun dengan Megawati juga dipandang sebagai respons terhadap isu yang berkembang mengenai adanya “matahari kembar” dalam pemerintahan. Melalui langkah ini, Prabowo ingin menunjukkan secara jelas bahwa kendali penuh atas pemerintahan berada di tangannya, tanpa intervensi dari pihak manapun.

Pendekatan yang dilakukan terhadap PDI-P dinilai tidak mungkin terjadi jika Prabowo benar-benar didikte oleh Jokowi. Apalagi, koalisi pemerintah saat ini telah memiliki kekuatan mayoritas di parlemen. Manuver politik ini juga dipandang sebagai pesan yang ingin disampaikan Prabowo kepada partai-partai koalisi, bahwa dirinya tetap menjadi pusat kekuasaan dan tidak hanya bergantung pada dukungan mereka.

Dengan demikian, langkah-langkah politik yang diambil Prabowo menunjukkan positioning yang tegas, bukan hanya kepada Jokowi, tetapi juga kepada seluruh partai pendukung. Hal ini mengisyaratkan kesetaraan dalam hubungan dan menegaskan bahwa Prabowo tidak bergantung pada siapapun dalam menjalankan roda pemerintahan.