Indonesia Unggul dengan Jumlah Perusahaan Terbanyak dalam Fortune Southeast Asia 500 Edisi 2025

markdown Dominasi Indonesia dalam kancah bisnis Asia Tenggara semakin mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan ekonomi regional. Pada daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun 2025, Indonesia berhasil menempatkan 109 perusahaan, melampaui negara-negara tetangga seperti Thailand (100 perusahaan) dan Malaysia (92 perusahaan). Pencapaian ini, berdasarkan laporan tahunan majalah bisnis Fortune, mengindikasikan peran krusial Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan dan berkontribusi pada rantai pasok global.

Menurut Clay Chandler, Executive Editor Asia Fortune, tingginya representasi perusahaan Indonesia mencerminkan transformasi Asia Tenggara menjadi pusat manufaktur dan ekspor yang semakin penting, terutama di tengah pergeseran industri dari Tiongkok. Data dari Fortune menunjukkan bahwa Pertamina memimpin dengan pendapatan mencolok sebesar 243 miliar dollar AS pada tahun 2024. Selain Pertamina, PLN dan Bank Rakyat Indonesia juga menunjukkan kinerja impresif dengan menduduki peringkat ke-6 dan ke-14 dalam daftar tersebut. Secara kumulatif, 20 perusahaan teratas asal Indonesia menyumbang 222,8 miliar dollar AS, atau sekitar 69 persen dari total pendapatan seluruh perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500.

Secara agregat, 500 perusahaan yang terdaftar dalam Fortune Southeast Asia 500 menghasilkan pendapatan sebesar 1,82 triliun dollar AS pada tahun 2024, meningkat dibandingkan 1,79 triliun dollar AS pada tahun sebelumnya. Batas minimum pendapatan untuk masuk dalam daftar bergengsi ini adalah 349,4 juta dollar AS.

Fortune juga menyoroti beberapa tren penting:

  • Dominasi Sektor Energi: Sektor energi memegang peranan penting dengan kontribusi hampir sepertiga dari total pendapatan, diikuti oleh sektor keuangan dan industri.
  • Keuntungan Sektor Keuangan: Sektor keuangan mendominasi dari sisi laba, dengan kehadiran 13 bank dan perusahaan keuangan dalam daftar 20 besar perusahaan paling menguntungkan. Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia termasuk di antaranya, masing-masing menempati posisi ke-4 dan ke-5.

Nick Gordon, Editor Asia Fortune, dalam edisi Juni/Juli 2025 majalah Fortune Asia, menyatakan bahwa Asia Tenggara berada pada posisi yang strategis untuk memanfaatkan pergeseran rantai pasokan global ke sektor-sektor kunci seperti pertambangan, kendaraan listrik, dan kecerdasan buatan. Namun, Gordon juga mengingatkan akan potensi risiko yang mungkin timbul dari kebijakan tarif Amerika Serikat yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Beberapa perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan, termasuk Petrindo Jaya Kreasi dari Indonesia, NationGate dari Malaysia, dan Tasco JSC dari Vietnam. Faktor-faktor seperti pemulihan sektor pariwisata, lonjakan permintaan sumber daya alam seperti batu bara dan nikel, serta percepatan transformasi digital turut mendorong pertumbuhan bisnis di kawasan ini.

Selain itu, laporan Fortune menyoroti peningkatan representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan. Jumlah CEO perempuan meningkat menjadi 37 orang, dibandingkan 29 orang pada tahun sebelumnya. Jumlah perempuan yang menjabat sebagai ketua juga mencapai 37 orang. Usia rata-rata CEO dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah 58 tahun.

Berikut adalah daftar 10 perusahaan teratas dalam Fortune Southeast Asia 500:

  1. Trafigura Group (Singapura)
  2. PTT (Thailand)
  3. Pertamina (Indonesia)
  4. Wilmar International (Singapura)
  5. Olam (Singapura)
  6. Perusahaan Listrik Negara/PLN (Indonesia)
  7. DBS Group Holdings (Singapura)
  8. CP All (Thailand)
  9. San Miguel (Filipina)
  10. Flex (Singapura)