Kementerian Perindustrian Pacu Pengembangan Industri Logam di Morowali Guna Tarik Investasi

Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kini menjadi sorotan sebagai pusat pertumbuhan industri, terutama dalam sektor pengolahan logam. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengembangan industri ini, dengan fokus pada pembangunan inklusif dan berkelanjutan yang melibatkan industri besar serta industri kecil dan menengah (IKM).

Menanggapi potensi investasi yang tinggi di sektor ini, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa dukungan pemerintah akan difokuskan pada peningkatan kapasitas dan daya saing industri logam di Morowali. Data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi menunjukkan bahwa industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menjadi target utama investasi pada kuartal I tahun 2025, mencapai nilai Rp 67,3 triliun. Hal ini menjadikan Morowali sebagai lokasi strategis untuk pengembangan industri logam yang modern dan berdaya saing global.

Inisiatif Pengembangan SDM di Morowali

Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan industri logam di Morowali, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) menyelenggarakan Pelatihan Proses Manufaktur Logam Berbasis Kompetensi. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal dalam pengoperasian mesin-mesin modern yang digunakan dalam industri pengolahan logam. Pelatihan ini didukung oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemerintah Kabupaten Morowali (Disperindag Pemkab Morowali) serta Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBSPJIKFK).

Kepala BPSDMI, Masrokhan, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan ekosistem industri yang kondusif. "Morowali memiliki potensi besar di bidang logam, dan kami berkomitmen untuk memajukan industri ini serta meningkatkan kompetensi SDM lokal agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.

Pelatihan yang berlangsung pada 13-23 Juni 2025 ini diikuti oleh peserta dari Kabupaten Morowali. Materi pelatihan meliputi pengoperasian mesin CNC, bending, dan shearing, dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri di wilayah tersebut. Diharapkan, para peserta akan memiliki keterampilan yang relevan dan siap kerja setelah menyelesaikan pelatihan.

Target Industri Tangguh 2035

Inisiatif ini sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang menargetkan Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035. Untuk mencapai target ini, Kemenperin terus berupaya membangun SDM industri yang terampil, adaptif terhadap teknologi, dan mampu menjawab tantangan global. Pengembangan industri logam di Morowali diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam upaya mencapai target RIPIN tersebut.

Dengan dukungan investasi yang kuat, program pengembangan SDM yang berkelanjutan, dan komitmen dari pemerintah, Morowali diharapkan dapat menjadi pusat industri logam yang maju dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.