Sejarah Terukir: MI6 Dipimpin Seorang Wanita untuk Pertama Kalinya
Era baru telah dimulai di Secret Intelligence Service Inggris (MI6), atau yang lebih dikenal sebagai badan intelijen luar negeri Inggris. Blaise Metreweli secara resmi ditunjuk sebagai kepala MI6 yang baru, menandai tonggak sejarah penting sebagai wanita pertama yang menduduki posisi puncak dalam organisasi tersebut. Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Keir Starmer, mengakhiri spekulasi yang beredar luas tentang siapa yang akan menggantikan Richard Moore yang akan segera pensiun. Penunjukan ini tidak hanya menandai perubahan signifikan dalam kepemimpinan MI6, tetapi juga mencerminkan evolusi yang lebih luas dalam dunia intelijen dan keamanan.
Metreweli, seorang veteran MI6 dengan pengalaman lebih dari dua dekade, membawa segudang pengetahuan dan keahlian ke peran barunya. Lulusan Universitas Cambridge dengan gelar di bidang antropologi, ia bergabung dengan MI6 pada tahun 1999 dan dengan cepat naik pangkat, mendapatkan reputasi sebagai petugas operasional yang cakap dan strategis. Pengalamannya meliputi berbagai penugasan di seluruh dunia, termasuk penempatan di Timur Tengah dan Eropa, serta penugasan di dalam negeri dengan MI5, badan keamanan domestik Inggris.
Salah satu aspek yang paling menarik dari karir Metreweli adalah fokusnya pada teknologi dan inovasi. Sebelum diangkat menjadi Kepala MI6, ia memimpin Direktorat Teknologi dan Inovasi MI6, sebuah peran yang membuatnya mendapatkan julukan "Q" secara internal, sebuah penghormatan kepada pembuat gadget fiksi dari film James Bond. Dalam kapasitas ini, Metreweli berada di garis depan dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi mutakhir untuk mendukung operasi intelijen MI6. Dia dikenal karena pemikirannya yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan mesin, dan kemampuannya untuk memanfaatkan kekuatan teknologi untuk meningkatkan kemampuan MI6.
Menurut mantan Kepala MI6 Alex Younger, Metreweli sangat dihormati dan sangat berpengalaman. Dia memuji pemikiran Metreweli yang mendalam mengenai hubungan antara manusia dan mesin serta kemampuannya untuk mengeksekusi rencana secara efektif. Younger yakin bahwa kepemimpinan Metreweli akan memastikan bahwa MI6 tetap berada di garis depan dalam intelijen global. Metreweli fasih berbahasa Arab dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan geopolitik Timur Tengah, yang akan menjadi aset berharga saat MI6 menghadapi tantangan yang semakin kompleks di wilayah tersebut.
Dalam wawancara sebelumnya dengan Financial Times, Metreweli memberikan wawasan tentang filosofinya tentang pekerjaan intelijen. Dia menekankan pentingnya pengambilan keputusan berbasis risiko dan kemampuan untuk menavigasi situasi ambigu dan tidak pasti. Dia juga menyoroti peran penting perempuan dalam intelijen, dengan alasan bahwa mereka seringkali lebih terampil dalam menemukan titik temu dan membangun hubungan dalam situasi yang menantang. Metreweli adalah Kepala MI6 ke-18 sejak pendiriannya. Latar belakang keluarganya berasal dari Georgia, yang menunjukkan hubungan keluarganya dengan wilayah Eropa Timur. Selama masa kuliahnya, ia adalah anggota tim dayung Universitas Cambridge dan mengalahkan tim Oxford pada tahun 1997.
Penunjukan Metreweli sebagai Kepala MI6 dipandang secara luas sebagai sinyal bahwa Inggris berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi dan inovasi untuk mengatasi ancaman keamanan yang berkembang. Di bawah kepemimpinannya, MI6 diharapkan untuk memperkuat kemampuannya dalam bidang-bidang seperti keamanan siber, kecerdasan buatan, dan pengumpulan data. Metreweli juga diperkirakan akan memprioritaskan diversifikasi dan inklusi dalam MI6, memastikan bahwa organisasi tersebut mencerminkan masyarakat Inggris yang beragam. Sebagaimana dinyatakan oleh Perdana Menteri Starmer, Inggris menghadapi serangkaian ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, mulai dari aktivitas mata-mata hingga serangan dunia maya yang canggih. Latar belakang, pengalaman, dan keahlian Metreweli yang luas menjadikannya orang yang tepat untuk memimpin MI6 melalui tantangan ini. Penunjukannya sebagai Kepala MI6 menandai babak baru dalam sejarah badan intelijen tersebut, dan akan menarik untuk melihat bagaimana ia membentuk organisasi tersebut di tahun-tahun mendatang.