Pratikno Soroti Kebiasaan 'Mindless Scrolling' dan Pengaruhnya pada Pola Pikir Anak

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menyoroti kebiasaan mindless scrolling yang dipicu oleh penggunaan gawai berlebihan pada anak usia dini. Menurutnya, aktivitas menggulir layar tanpa henti ini dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif dan kemampuan berpikir mendalam.

Pratikno menjelaskan bahwa kebiasaan scrolling yang terus-menerus dapat memicu pola pikir serba cepat dan dangkal. Pengambilan keputusan yang instan dalam rentang waktu singkat, kurang dari 20 detik, dapat menjadi kebiasaan yang merugikan. Hal ini berpotensi menghambat kemampuan anak dalam berpikir kritis dan analitis.

Sebagai solusi, Pratikno membagikan pengalaman keluarganya dalam membatasi screen time pada anak-anak. Alih-alih memberikan gawai atau akses televisi, mereka memilih untuk memperkenalkan akuarium berisi ikan-ikan. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam memberikan informasi yang relevan dan kontekstual kepada anak, terutama mengenai lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Interaksi dengan akuarium juga mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi, yang penting untuk perkembangan kognitif.

Pratikno menekankan pentingnya membuka akses screen time secara bertahap dan selektif. Informasi yang diberikan kepada anak juga harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman mereka. Paparan informasi yang berlebihan dan tidak relevan dapat memicu kebingungan dan menghambat proses belajar.

Lebih lanjut, Pratikno mengingatkan tentang bahaya berpikir cepat namun dangkal. Ia mendorong semua pihak untuk mengasah pola pikir kritis melalui pembelajaran mendalam dan verifikasi informasi sebelum mempercayainya. Kemampuan berpikir mendalam sangat penting untuk menghadapi tantangan kompleks di era digital ini.

Pemerintah, kata Pratikno, tengah mengampanyekan panduan cerdas dalam mengakses digital dan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa teknologi AI tetap berada dalam kendali manusia dan digunakan secara produktif. Ia menyoroti bahwa disrupsi teknologi, termasuk AI, dapat berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk anak-anak, remaja, keluarga, perempuan, agama, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan Pratikno:

  • Mindless scrolling: Kebiasaan menggulir layar gawai tanpa henti.
  • Screen time: Waktu yang dihabiskan untuk menatap layar gawai.
  • Deep thinking: Berpikir mendalam dan analitis.
  • Pentingnya literasi digital: Kemampuan menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
  • AI dalam kendali manusia: Memastikan bahwa teknologi AI digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan manusia.

Pratikno mengajak semua pihak untuk lebih waspada terhadap dampak negatif screen time berlebihan dan mendorong penggunaan teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab demi perkembangan anak-anak yang optimal.