Pendanaan Jadi Tantangan Utama Pembangunan Tanggul Laut Raksasa di Pesisir Utara Jawa
Proyek Tanggul Laut Raksasa Terkendala Anggaran, Pemerintah Cari Solusi Pendanaan Alternatif
Pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa yang digagas untuk melindungi pesisir utara Jawa dari ancaman perubahan iklim, khususnya kenaikan air laut dan penurunan permukaan tanah, menghadapi kendala serius terkait keterbatasan anggaran. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa keterbatasan fiskal pemerintah pusat dan daerah menjadi tantangan utama dalam merealisasikan proyek ambisius ini. Hal tersebut disampaikan dalam Forum Komunikasi Daerah Mitra Praja Utama yang berlangsung di Jakarta.
AHY menekankan perlunya pendekatan integratif dalam pembangunan tanggul laut, menggabungkan solusi berbasis alam dengan konstruksi beton. Menurutnya, pendekatan ini didasarkan pada studi dan pengalaman dari berbagai negara yang telah lebih dulu membangun tanggul laut. Daerah yang masih memungkinkan akan memanfaatkan solusi alami seperti penanaman mangrove sebagai pengganti tanggul beton. Sementara itu, wilayah yang kondisinya sudah sangat parah memerlukan pembangunan dinding beton yang kokoh.
Pemerintah akan memprioritaskan pembangunan tanggul beton di daerah yang sering terdampak banjir rob. AHY menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan terpadu untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan proyek ini. Ia juga menyampaikan bahwa proyek ini bukan hanya untuk jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang yang membutuhkan waktu 10 hingga 20 tahun untuk melindungi seluruh pesisir utara Jawa. Mengingat keterbatasan anggaran, AHY mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mencari sumber pendanaan alternatif dari pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk memulai proyek Giant Sea Wall dalam waktu dekat, mengingat rencana ini telah disusun sejak 30 tahun lalu namun belum terealisasi.
Presiden Prabowo memperkirakan total biaya yang dibutuhkan untuk proyek sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur mencapai 80 miliar dollar AS atau setara Rp 1,29 kuadriliun. Ia juga meminta Pemerintah Provinsi Jakarta untuk berkontribusi dalam pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta, yang diperkirakan menelan biaya 8 miliar hingga 10 miliar dollar AS. Biaya pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta akan dibagi dua antara pemerintah pusat dan daerah.
Pendekatan Integratif dalam Pembangunan Tanggul Laut:
- Solusi Berbasis Alam: Pemanfaatan mangrove sebagai tanggul alami di wilayah yang masih memungkinkan.
- Konstruksi Beton: Pembangunan dinding beton kokoh di wilayah yang kondisinya sudah sangat parah dan rawan banjir rob.
Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, diharapkan pembangunan Giant Sea Wall dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta memberikan perlindungan maksimal bagi pesisir utara Jawa dari ancaman perubahan iklim.