Indonesia Jajaki Kerjasama dengan Belanda untuk Dongkrak Produksi Hortikultura
Indonesia Intensifkan Kerjasama Pertanian dengan Belanda untuk Tingkatkan Produksi Hortikultura
Indonesia berupaya meningkatkan produksi hortikultura melalui kerjasama dengan Belanda. Wakil Menteri Pertanian Indonesia, Sudaryono, bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian, Perikanan, Pangan Kualitas dan Alam Belanda, Guido Landheer, untuk membahas potensi kolaborasi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani antara kedua negara. Fokus utama pembahasan adalah bagaimana Belanda dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas hortikultura Indonesia, dengan memanfaatkan keunggulan teknologi dan pengetahuan yang dimiliki Belanda.
Sudaryono menekankan pentingnya kerjasama ini setelah keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan jagung. Peningkatan produktivitas yang signifikan pada kedua komoditas tersebut menjadi landasan untuk fokus pada pengembangan sektor hortikultura. Belanda, sebagai salah satu negara pengekspor produk pertanian terbesar di dunia, dipandang sebagai mitra yang ideal untuk mewujudkan ambisi ini.
"Kami harus banyak belajar dari pengalaman Belanda yang ratusan tahun di bidang pertanian, khususnya hortikultura, rumah kaca (greenhouse), benih, irigasi, dan lain sebagainya," ujar Sudaryono.
Keunggulan Belanda dalam sektor pertanian, khususnya hortikultura, didukung oleh teknologi canggih seperti rumah kaca. Meskipun memiliki lahan yang relatif kecil dibandingkan Indonesia, Belanda mampu menjadi pemain utama dalam pasar ekspor pertanian global.
Kerjasama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi komoditas hortikultura di Indonesia, tetapi juga memberikan manfaat timbal balik bagi Belanda. Sudaryono menargetkan bahwa implementasi rencana kerjasama ini akan memberikan hasil yang signifikan dalam waktu dekat.
Guido Landheer menyampaikan komitmen Belanda untuk mendukung Indonesia dalam mencapai swasembada pangan. Pemerintah Belanda membawa serta sejumlah pengusaha di bidang pertanian, termasuk perusahaan penyedia benih, pemasok teknologi, dan lembaga keuangan.
"Mereka semua hadir di sini tidak hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk bersama-sama dengan petani dan pemerintah Indonesia melangkah ke tahap berikutnya dalam mencapai ambisi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan, yang sangat penting secara global," kata Landheer.
Landheer menegaskan bahwa kerjasama ini bukan semata-mata tentang ekspor produk Belanda ke Indonesia, tetapi lebih fokus pada transfer teknologi dan pengetahuan. Tujuannya adalah agar petani dan pelaku usaha di Indonesia mampu memproduksi komoditas hortikultura secara mandiri.
"Dari pihak Belanda, dengan pengetahuan dan pengalaman kami sebagai negara eksportir besar di bidang hortikultura dan pertanian, kami senang bisa bekerja sama di sini. Bukan untuk meningkatkan ekspor produk Belanda seperti tomat atau lainnya ke Indonesia, tapi untuk berbagi pengetahuan agar petani dan pelaku usaha di Indonesia bisa memproduksi sendiri," jelas Landheer.
Secara spesifik, area kerjasama yang dijajaki meliputi:
- Teknologi Rumah Kaca (Greenhouse): Implementasi teknologi rumah kaca untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
- Pengembangan Benih Unggul: Peningkatan kualitas benih untuk menghasilkan tanaman yang lebih produktif dan tahan terhadap hama dan penyakit.
- Sistem Irigasi Modern: Penerapan sistem irigasi yang efisien untuk mengoptimalkan penggunaan air dalam pertanian.
- Transfer Pengetahuan dan Pelatihan: Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petani dan pelaku usaha di bidang hortikultura.
Kerjasama ini diharapkan menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.