Kemenko PMK Respon Era AI dengan Pembentukan Gugus Tugas: Fokus pada Pengelolaan Bijak dan Peningkatan SDM
Kemenko PMK Bentuk Gugus Tugas Khusus untuk Hadapi Era Kecerdasan Buatan
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengambil langkah proaktif dalam menghadapi gelombang disrupsi teknologi, khususnya di era kecerdasan buatan (AI). Sebuah gugus tugas khusus telah dibentuk dengan fokus utama pada pengelolaan AI secara bijak dan cerdas, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi ini secara optimal.
Menurut Menko PMK Pratikno, pembentukan gugus tugas ini dilatarbelakangi oleh masifnya dampak AI yang merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga interaksi sosial dalam keluarga. Disrupsi ini, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi menimbulkan dampak negatif, terutama bagi generasi muda.
Tanggung Jawab Kemenko PMK dalam Menavigasi Era AI
Pratikno menekankan bahwa Kemenko PMK memandang hal ini sebagai tanggung jawab yang harus dikawal secara serius. Gugus tugas ini akan berperan dalam memastikan tata kelola AI yang baik, yang tengah disiapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Selain itu, Kemenko PMK akan fokus pada pengembangan SDM yang kompeten, sehingga mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab.
"AI, kecerdasan artificial, sangat mendisrupsi anak, sangat mendisrupsi remaja, keluarga, perempuan, kemudian agama, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain," ungkap Pratikno, seraya menekankan perlunya pendekatan yang holistik dalam menghadapi era AI.
Memanfaatkan AI untuk Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing
Meski mengakui potensi disrupsi, Pratikno juga menegaskan bahwa AI memiliki nilai positif yang signifikan. Pemanfaatan AI yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Ia mencontohkan, mustahil bagi manusia Indonesia untuk bersaing secara global tanpa menguasai teknologi, termasuk AI.
"Tidak mungkin manusia Indonesia tanpa teknologi mengalahkan orang yang dengan teknologi. Tidak mungkin orang tanpa digital bisa mengarahkan orang dengan digital. Tidak mungkin orang tanpa AI bisa mengalahkan orang dengan AI," tegasnya.
Oleh karena itu, Kemenko PMK berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga mampu mengembangkan dan memanfaatkan AI secara produktif. Namun, ia menekankan, pemanfaatan teknologi harus tetap berpusat pada manusia (human-centered technology), dengan AI berada dalam kendali manusia.
Tantangan Disrupsi Teknologi: Screen Time dan Pola Pikir Generasi Muda
Pratikno juga menyoroti tantangan lain yang muncul akibat disrupsi teknologi, yaitu screen time atau waktu penggunaan layar yang berlebihan. Ia menyebutkan bahwa rata-rata screen time orang Indonesia mencapai 7,5 jam per hari, bahkan ada yang melebihi belasan jam. Hal ini, menurutnya, dapat berdampak negatif pada pola pikir dan kemampuan kognitif generasi muda.
"Sekarang ini gadget dengan cepat kita scrolling, dan scrolling itu membuat tradisi berpikir yang sangat pendek, karena scrolling time biasanya memutus," jelasnya, seraya mengingatkan pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam mengedukasi anak-anak mengenai penggunaan teknologi yang sehat dan bijak.
Dengan pembentukan gugus tugas ini, Kemenko PMK berharap dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan dan pemanfaatan AI di Indonesia, sekaligus melindungi masyarakat dari dampak negatif yang mungkin timbul.