Soto Gratis Setiap Selasa: Kisah Inspiratif Pasangan Pengusaha di Semarang Bagikan Rezeki

Di tengah hiruk pikuk persaingan dunia kuliner, sebuah kisah inspiratif datang dari Kota Semarang. Sepasang suami istri, pemilik warung soto sederhana di kawasan Silayur, Ngaliyan, memilih jalan berbeda. Alih-alih fokus pada keuntungan semata, mereka justru berbagi rezeki dengan sesama melalui program soto gratis setiap hari Selasa.

Warung Soto Ayam Silayur, demikian nama usaha kuliner mereka, menjelma menjadi oase kebaikan setiap pekan. Ratusan porsi soto, lengkap dengan gorengan dan minuman segar, disajikan secara cuma-cuma bagi siapa saja yang datang. Tidak ada syarat khusus, tidak ada batasan status sosial. Ojek online, ibu rumah tangga, pegawai kantoran, hingga mahasiswa, semua diterima dengan senyum hangat dan pelayanan yang sama.

Haritsah, sang pemilik warung, mengungkapkan bahwa ide mulia ini berawal dari keinginan untuk memiliki amalan sedekah yang berkelanjutan. Bukan sekadar kegiatan sesaat, melainkan sebuah komitmen untuk berbagi secara rutin. Awalnya, mereka sempat mempertimbangkan hari Jumat sebagai waktu pelaksanaan, mengikuti jejak program 'Jumat Berkah' yang populer. Namun, kesibukan dan keterbatasan tenaga membuat mereka akhirnya memilih hari Selasa.

“Awalnya sempat sepi di hari Selasa pertama karena belum ada pemberitahuan. Namun, pada hari Selasa berikutnya, warung langsung dipenuhi pengunjung. Sekitar 650 porsi soto habis dibagikan,” ungkap Haritsah dengan nada syukur.

Pasangan ini tidak membatasi siapa saja yang boleh menikmati soto gratis tersebut. Mereka justru memasang banner besar di depan warung untuk memastikan semua orang tahu bahwa ini bukan jebakan, melainkan sedekah tulus dari hati. Bahkan, beberapa pengunjung yang datang dengan mobil mewah pun akhirnya ikut menikmati hidangan gratis setelah diyakinkan oleh tukang parkir.

Haritsah sendiri bukan pemain baru di dunia kuliner. Sebelum mantap dengan usaha soto, ia telah mencoba berbagai jenis makanan dan minuman, mulai dari nasi lemak hingga minuman cokelat. Namun, baru setelah mendapat saran dari warga sekitar untuk menjual soto, usahanya mulai berkembang pesat. Ia juga mengaku telah mencoba membuka usaha di berbagai lokasi, tetapi baru kali ini merasa benar-benar konsisten karena dikelola bersama sang suami.

Di hari-hari biasa, omzet warung Soto Ayam Silayur memang tidak menentu. Namun, pada akhir pekan, penjualan bisa mencapai angka fantastis, yakni Rp 11 juta per hari. Meski demikian, bagi Haritsah dan suaminya, kesuksesan bukan hanya diukur dari materi. “Jika yang kita cari hanya uang, pasti akan cepat merasa lelah. Tapi jika niatnya adalah ibadah, rasanya akan berbeda,” ujarnya.

Program soto gratis ini akan terus berlanjut setiap hari Selasa, mulai pukul 06.30 hingga sekitar pukul 13.00 WIB. Lebih dari sekadar hidangan lezat, warung Soto Ayam Silayur telah menjadi simbol kebaikan dan kepedulian di tengah masyarakat Semarang. Sebuah bukti nyata bahwa berbagi tidak akan membuat kita kekurangan, justru sebaliknya, akan mendatangkan keberkahan yang berlimpah.

  • Soto Gratis
  • Sedekah
  • Kisah Inspiratif
  • Semarang
  • Pasangan Pengusaha