Grab Indonesia: Separuh Mitra Pengemudi Berasal dari Korban PHK dan Pengangguran
Grab Indonesia Ungkap Fakta: Mayoritas Mitra Pengemudi Berlatar Belakang PHK dan Tanpa Penghasilan
Jakarta - Grab Indonesia mengungkapkan data terbaru mengenai profil mitra pengemudinya. Sebagian besar mitra pengemudi ojek online (ojol) yang bergabung dengan platform tersebut ternyata memiliki latar belakang sebagai korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengangguran. Bahkan, hampir separuh dari mitra pengemudi sebelumnya tidak memiliki penghasilan sama sekali.
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Gunadi, menyampaikan temuan ini dalam acara Recruitment Digital di Gedung Smesco, Jakarta Selatan. Ia menjelaskan bahwa setelah bergabung menjadi mitra Grab, penghasilan mereka mengalami peningkatan signifikan, bahkan mencapai dua kali lipat. "Dari survei kami, 50% dari driver kami itu adalah korban PHK dan tidak punya penghasilan. Kemudian setelah mereka join dengan Grab, penghasilan mereka menjadi 2 kali lipat," ujarnya.
Neneng menekankan bahwa pembukaan lowongan mitra ini didasari oleh prinsip inklusivitas. Grab ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, tanpa memandang latar belakang pendidikan, jenis kelamin, atau kondisi fisik. Hal ini tercermin dari banyaknya penyandang disabilitas yang telah menjadi mitra Grab. Lebih dari 700 orang penyandang disabilitas telah bergabung dan aktif sebagai mitra, baik sebagai pengemudi roda dua maupun roda empat, serta sebagai pemilik merchant.
"Kalau tadi teman-teman lihat, banyak juga teman-teman dari disabilitas, ada yang untuk membuka menjadi merchant, ada yang jadi driver 2 roda maupun 4 roda. Nah, itu membuktikan bahwa kami inklusif, ada perempuan maupun laki-laki. Jadi bebas, pendidikannya juga bebas, kesempatan ini dibuka seluas-luasnya kepada siapapun sehingga siapapun mempunyai opportunity untuk mendapatkan income. Itu yang paling penting," tambah Neneng.
Grab Indonesia juga berperan sebagai bantalan ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sejak tahun 2018, Grab telah membuka setidaknya 4,6 juta lapangan pekerjaan bagi merchant UMKM. Hal ini menunjukkan dampak positif aplikasi Grab terhadap perekonomian.
Neneng juga mencontohkan kisah sukses seorang mantan pengemudi Grab, Pak Maman, yang berhasil meningkatkan taraf hidupnya berkat platform tersebut. Awalnya seorang pengemudi, kini Pak Maman memiliki rumah makan ayam penyet yang sukses. Kisah ini membuktikan bahwa Grab tidak hanya memberikan penghasilan tambahan, tetapi juga membuka peluang bagi mitra untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan.
Inklusivitas dan Dampak Ekonomi
Grab Indonesia secara konsisten menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Platform ini tidak hanya memberikan kesempatan kerja bagi korban PHK dan pengangguran, tetapi juga membuka pintu bagi penyandang disabilitas dan pelaku UMKM untuk meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menyoroti peran Grab Indonesia:
- Penciptaan Lapangan Kerja: Grab telah menciptakan jutaan lapangan kerja, baik sebagai pengemudi maupun bagi pemilik merchant UMKM.
- Peningkatan Pendapatan: Mitra pengemudi mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan setelah bergabung dengan Grab.
- Inklusivitas: Grab membuka kesempatan bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan individu dengan latar belakang pendidikan yang beragam.
- Dukungan UMKM: Grab membantu UMKM untuk berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas melalui platformnya.
Dengan berbagai inisiatif dan programnya, Grab Indonesia terus berupaya memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.