Vietnam Tempuh Jalan Hati-Hati dalam Program Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Vietnam Tempuh Jalan Hati-Hati dalam Program Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Di tengah tren naturalisasi pemain sepak bola yang marak dilakukan oleh negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia, Vietnam memilih pendekatan yang lebih hati-hati dan terukur. Alih-alih mengejar kuantitas pemain naturalisasi, Vietnam lebih memprioritaskan kualitas dan keselarasan pemain dengan filosofi sepak bola negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan Malaysia secara agresif melakukan naturalisasi pemain keturunan yang bermain di luar negeri. Indonesia bahkan telah diperkuat sejumlah pemain yang lahir dan besar di Eropa, seperti Jay Idzes, Maarten Paes, dan Calvin Verdonk. Sementara itu, Malaysia juga mendatangkan pemain dari Argentina dan Spanyol yang memiliki garis keturunan Malaysia untuk memperkuat tim nasional mereka dalam Kualifikasi Piala Asia 2027.

Vietnam, di sisi lain, baru-baru ini membuka pintu untuk naturalisasi pemain, namun dengan syarat yang ketat. Salah satu contohnya adalah Rafaelson, yang setelah lima tahun tinggal di Vietnam, dinaturalisasi dan berganti nama menjadi Nguyen Xuan Son. FIFA memang mengizinkan setiap negara untuk menaturalisasi pemain asing yang telah tinggal di negara tersebut selama lima tahun. Namun, Vietnam tidak ingin terburu-buru dalam proses ini.

Berbeda dengan Kamboja dan Filipina yang menjadikan naturalisasi sebagai solusi jangka pendek, Vietnam lebih fokus pada pengembangan pemain muda lokal. Mereka tetap membuka peluang bagi pemain asing yang bermain di Liga Vietnam untuk dinaturalisasi setelah memenuhi syarat lima tahun tinggal di negara tersebut. Namun, Vietnam hanya akan menaturalisasi pemain asing yang benar-benar berkualitas dan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi tim nasional.

Saat ini, Vietnam memiliki beberapa pemain berdarah campuran yang bermain di luar negeri, seperti bek sayap Jason Pendant (Prancis-Vietnam) dan kiper Filip Nguyen (Ceko-Vietnam). Namun, jumlah ini relatif sedikit dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia.

Keputusan Vietnam untuk berhati-hati dalam program naturalisasi mencerminkan komitmen mereka terhadap pengembangan sepak bola jangka panjang. Alih-alih mengandalkan pemain naturalisasi untuk meraih kesuksesan instan, Vietnam lebih memilih untuk berinvestasi pada pembinaan pemain muda dan menciptakan tim nasional yang solid dengan identitas yang kuat.