Renovasi 232 Rumah Tidak Layak Huni di Johar Baru Dimulai Pasca Lebaran: Kerja Sama Pemerintah dan Swasta
Renovasi 232 Rumah Tidak Layak Huni di Johar Baru Dimulai Pasca Lebaran: Kerja Sama Pemerintah dan Swasta
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR) bersama Agung Sedayu Group melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan memulai program renovasi 232 rumah tidak layak huni (RTLH) di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, setelah Lebaran. Hal ini merupakan tindak lanjut dari program renovasi 500 RTLH yang lebih besar di wilayah tersebut. Menteri PUPR, Maruarar Sirait, memastikan kesiapan program ini setelah melakukan pengecekan langsung ke lokasi pada Selasa (11/3/2025) di Sekretariat RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi. Beliau menegaskan bahwa data ke-232 rumah yang akan direnovasi telah diverifikasi secara detail, hingga ke alamat masing-masing pemilik rumah.
Proses renovasi akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, yang dimulai pada 14 April 2025, akan mencakup 148 rumah di empat kelurahan: Johar Baru, Galur, Tanah Tinggi, dan Kampung Rawa. Sebelum dimulainya renovasi, pada tanggal 10 April 2025, warga akan dipindahkan ke tempat tinggal sementara. Biaya sewa kontrakan selama enam bulan (dengan kemungkinan perpanjangan tiga bulan jika renovasi belum selesai) akan ditanggung sepenuhnya oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Rincian jumlah rumah yang direnovasi di setiap kelurahan pada tahap pertama adalah sebagai berikut:
- Johar Baru: 22 unit
- Galur: 29 unit
- Tanah Tinggi: 28 unit
- Kampung Rawa: 69 unit
Tahap kedua renovasi akan dimulai sekitar 8 November 2025, mencakup 84 rumah tersisa. Pembagiannya per kelurahan adalah sebagai berikut:
- Johar Baru: 12 unit
- Galur: 25 unit
- Tanah Tinggi: 31 unit
- Kampung Rawa: 16 unit
Keterlibatan Agung Sedayu Group dalam program ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan swasta dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain renovasi massal, Menteri Sirait juga secara pribadi mengambil inisiatif untuk membantu Nenek Hasna, warga Kelurahan Tanah Tinggi yang tinggal di rumah berukuran sangat sempit bersama 12 anggota keluarga. Beliau bernegosiasi langsung dengan tetangga Nenek Hasna untuk membeli rumah di sebelahnya, sehingga rumah Nenek Hasna dapat diperluas. Pembelian rumah tersebut akan dibiayai langsung oleh Kementerian PUPR.
Program renovasi RTLH di Johar Baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hunian dan kesejahteraan warga, sekaligus menjadi contoh kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta dalam penanggulangan masalah perumahan di Indonesia.