Penemuan Spesies Baru Cecak Jarilengkung di Jawa Timur: Cyrtodactylus pecelmadiun Memperkaya Keanekaragaman Hayati Indonesia
Penemuan Spesies Baru Cecak Jarilengkung di Jawa Timur: Cyrtodactylus pecelmadiun
Jawa Timur kembali menyumbangkan kekayaan hayati bagi khazanah keilmuan dunia. Penelitian terbaru telah mengungkap keberadaan spesies baru cecak jarilengkung yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa edisi 16 Januari 2025 ini menambah daftar panjang spesies reptil di Indonesia, sekaligus menegaskan betapa kayanya keanekaragaman hayati Nusantara. Spesies ini ditemukan di sekitar wilayah Madiun, tepatnya di Maospati dan Mojokerto, area yang mungkin tidak terduga sebagai habitat reptil langka.
Cyrtodactylus pecelmadiun mendiami lingkungan perkotaan, beradaptasi dengan baik di habitat yang dekat dengan aktivitas manusia. Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto, memaparkan bahwa spesies ini sering ditemukan di tempat-tempat seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di pemukiman desa. Keberadaan C. pecelmadiun pada ketinggian kurang dari 40 cm di atas permukaan tanah menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan tekanan antroposentris.
Nama pecelmadiun sendiri terinspirasi oleh kuliner khas Jawa Timur, pecel Madiun. Hal ini mencerminkan upaya para peneliti untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara ke kancah sains internasional, sejalan dengan pemberian nama spesies sebelumnya seperti C. papeda dan C. tehetehe. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal sekaligus menekankan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati.
Karakteristik Morfologi Cyrtodactylus pecelmadiun:
Berikut karakteristik morfologi yang membedakan C. pecelmadiun dari spesies lain:
- Warna dasar: Cokelat kehitaman.
- Ukuran tubuh: Jantan dewasa memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm.
- Tuberkular dorsal: 18-20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, 26-28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28-34 baris sisik perut.
- Ciri jantan: Terdapat ceruk precloacal dengan 32-37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.
Hubungan Filogenetik dan Implikasi Konservasi:
Secara filogenetik, C. pecelmadiun berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1-1,6%. Keberadaan spesies ini memperkuat bukti keberadaan grup darmandvillei di Jawa, grup yang melimpah di kawasan Sunda Kecil. Penemuan ini memperlihatkan kompleksitas spesies Cyrtodactylus di Jawa, yang terbagi dalam dua kelompok besar: grup darmandvillei dan marmoratus. Hal ini mengungkap potensi masih banyaknya spesies Cyrtodactylus di Jawa yang belum teridentifikasi. Riset lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari genus ini di Pulau Jawa. Penemuan C. pecelmadiun menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia dan menegaskan perlunya perlindungan habitat di area perkotaan untuk menjaga kelestarian spesies ini.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara terbuka dan dapat diakses melalui tautan berikut: https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3