Adinda Yusria Rachma, Kisah Inspiratif Mahasiswi UGM Raih Beasiswa Penuh Berkat Kegigihan dan Dukungan Ibu
Kisah Inspiratif Adinda Yusria Rachma: Raih Mimpi Kuliah di UGM dengan Beasiswa Penuh
Adinda Yusria Rachma, seorang gadis berusia 18 tahun, telah mengukir kisah inspiratif dengan berhasil diterima di Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Lebih membanggakan lagi, Adinda mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul Bersubsidi 100%, yang berarti ia tidak perlu membayar biaya kuliah selama menempuh pendidikan di UGM.
Kabar gembira ini tentu saja disambut dengan suka cita oleh Adinda dan ibunya, Eny Setyawati. Adinda mengungkapkan kebahagiaannya, "Waktu lihat nama saya lolos SNBP, rasanya kayak mimpi. Tapi ternyata belum selesai, beberapa hari kemudian, saya cek dan ternyata saya juga dapat beasiswa. Senang tentunya karena bisa meringankan beban Ibu." Kisah Adinda ini menjadi bukti bahwa dengan kegigihan dan dukungan yang tulus, mimpi setinggi apapun dapat diraih.
Terinspirasi dari Perjuangan Sang Ibu
Di UGM, Adinda memilih Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK). Pilihan ini bukan tanpa alasan. Adinda mengaku bahwa ibunya, Eny Setyawati, adalah inspirasi terbesarnya. Eny, seorang guru di Taman Asuh Anak Al Fatihah, telah membesarkan Adinda seorang diri sejak ayahnya meninggal dunia ketika ia masih berusia 2,5 tahun.
Meski dengan waktu istirahat yang terbatas dan penghasilan yang tidak seberapa, Eny selalu memastikan Adinda mendapatkan pendidikan yang terbaik. Ia juga menanamkan nilai-nilai penting tentang hidup yang bermanfaat bagi orang lain. Eny percaya bahwa pekerjaan tidak hanya sekadar mencari nafkah, tetapi juga sebagai sarana untuk melayani sesama. "Saya tanamkan ke anak-anak, kalau bisa kerjalah di bidang yang bermanfaat entah pendidikan atau kesehatan. Karena itu ladang amal untuk bekal hidup panjang bukan hanya di dunia. Saya bersyukur sekali UGM memberi kesempatan seluas ini bagi anak saya," tutur Eny.
Aktif Berorganisasi dan Mengembangkan Diri
Ketertarikan Adinda pada bidang kesehatan semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Ia aktif terlibat dalam kegiatan OSIS dan Palang Merah Remaja (PMR) selama bersekolah di SMAN 8 Yogyakarta. Ia mengikuti berbagai pelatihan, seperti pertolongan pertama dan simulasi evakuasi bencana, serta aktif dalam kegiatan sosial lainnya. Melalui kegiatan-kegiatan ini, Adinda semakin yakin bahwa dunia kesehatan adalah panggilan hidupnya. Ia ingin membantu orang lain, terutama dalam situasi darurat.
Perjalanan Adinda tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami penurunan nilai di tengah semester karena kesulitan mengatur waktu antara belajar dan berorganisasi. Namun, ia tidak menyerah. Adinda belajar mengelola waktu dengan lebih baik, membatasi kegiatan di luar jam pelajaran, dan menguatkan kebiasaan belajar malam hari. Ia menyadari bahwa ia harus mengejar ketertinggalan agar dapat masuk ke UGM.
"Saya sadar saya harus kejar ketertinggalan. Semester akhir saya push diri sendiri supaya masuk peringkat eligible. Akhirnya bisa masuk UGM sesuai harapan saya dan keluarga," ujarnya.
Semangat belajar dan berorganisasi Adinda tidak lepas dari dukungan guru, teman-temannya, dan terutama ibunya. Eny selalu menyemangati dan mendoakan Adinda agar sukses. "Masuk UGM itu juga salah satu cita-cita Ibu. Jadi saya merasa ini bukan cuma kemenangan saya, tapi juga hadiah kecil untuk beliau," kata Adinda.
Mimpi dan Rencana di UGM
Adinda sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh UGM. Ia percaya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpi, asalkan mau bekerja keras. "UGM membuktikan bahwa kampus kerakyatan itu nyata. Saya bersyukur banget jadi bagian dari kampus ini," tuturnya.
Di UGM, Adinda berencana untuk memperdalam pengetahuannya tentang praktik keperawatan, penanganan pasien, dan pertolongan pertama. Ia juga ingin aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kegiatan volunteering, khususnya sebagai relawan di daerah bencana. Selain itu, Adinda juga memiliki cita-cita untuk ikut serta dalam riset kesehatan masyarakat di lapangan.
"Saya ingin bantu langsung masyarakat yang benar-benar membutuhkan tenaga medis. Itu salah satu alasan saya masuk keperawatan, bukan cuma karena saya suka, tapi karena saya merasa ini jalan saya untuk berkontribusi," pungkasnya. Kisah Adinda Yusria Rachma adalah contoh nyata bahwa dengan kegigihan, kerja keras, dan dukungan orang-orang terdekat, mimpi setinggi apapun dapat diraih.