Staf Media Prabowo Ungkap Modus Penipuan Cinta 'Love Scamming' Hingga Penangkapan Pelaku

Staf Media Presiden Ungkap Kasus Penipuan Online Berkedok Asmara

Kani Dwi, seorang staf media yang bekerja untuk Presiden Prabowo Subianto, baru-baru ini mengungkapkan pengalamannya menjadi korban love scamming atau penipuan berkedok asmara. Kisah ini bermula dari kecurigaan terhadap sebuah akun media sosial bernama Febrian, yang kemudian terungkap dikelola oleh seorang wanita bernama Marpuah dengan tujuan menipu.

Kani menjelaskan bahwa awalnya ia tidak menaruh curiga sama sekali. Ia bahkan sempat bertemu dengan Marpuah, yang mengaku sebagai sepupu dari Febrian. Pertemuan itu terjadi ketika Febrian meminjam uang sebesar Rp 15 juta dengan alasan untuk membantu Marpuah mendapatkan pekerjaan. Karena merasa iba, Kani pun meminjamkan uang tersebut.

"Saya sudah pernah bertemu dengan Cipa atau Marpuah yang katanya sepupunya Febrian, dan saya juga sudah tahu alamatnya di mana. Jadi apabila bad things happen, saya bisa menghampiri yang bersangkutan ke rumahnya. Pada momen itu saya tidak menaruh curiga sama sekali," ujar Kani.

Kecurigaan dan Jebakan

Namun, setelah kembali dari umrah, Kani mulai merasakan ada yang tidak beres dengan akun Febrian. Ia menemukan bahwa video yang diunggah oleh Febrian ternyata milik orang lain. Kecurigaannya semakin kuat ketika pada tanggal 27 April 2025, Febrian kembali meminjam uang sebesar Rp 35 juta dengan alasan untuk biaya pelatihan pilot.

Meski sudah curiga, Kani tetap mentransfer uang tersebut. Ia sengaja melakukan itu sebagai bagian dari jebakan untuk mengungkap identitas pelaku dan melaporkannya ke polisi. Kani merasa perlu bertindak karena ia menduga ada banyak korban lain yang telah ditipu oleh pelaku.

"Di momen peminjaman uang yang kedua kalinya sebesar Rp 35 juta buat administrasi Emirates, saya nggak langsung percaya karena saya sudah menemukan bukti bahwa dia fake. Tapi, kenapa saya transfer? Untuk membuat jebakan dan saya investigasi lebih lanjut untuk kemudian saya lapor polisi," jelasnya.

Motif Pelaku dan Dampak yang Lebih Luas

Kani khawatir jika pelaku tidak ditindak, akan ada lebih banyak orang yang menjadi korban penipuan. Ia juga menduga bahwa pelaku akan memanfaatkan identitasnya sebagai staf media pribadi Presiden Prabowo untuk meyakinkan para korban.

"Agar foto milik saya saat berkegiatan di Istana tidak diakuisisi oleh Febrian fake untuk menipu korban-korban selanjutnya. Karena Febrian fake mengaku ke orang lain juga turut bekerja di lingkungan Istana bersama saya. Tentu dengan alasan kuat lainnya agar menjaga nama presiden, institusi Istana, dan nama saya sendiri agar tidak disalahgunakan oleh Febrian atau Marpuah ini," kata Kani.

Penangkapan Pelaku

Kasus ini akhirnya ditangani oleh pihak kepolisian. Direskrimsus Polda Banten, Kombes Pol Yudhis Wibisana, menjelaskan bahwa pelaku, Marpuah, membuat akun palsu Instagram dengan nama Febrian dan memulai aksinya dengan berkomentar di akun media sosial Kani Dwi. Komunikasi berlanjut hingga akhirnya pelaku meminjam uang dengan berbagai alasan.

Modus operandi pelaku adalah meminjam uang dengan dalih untuk membantu sepupunya mendapatkan pekerjaan. Korban mentransfer uang tersebut ke rekening atas nama Indri Sintia. Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Marpuah telah melakukan penipuan serupa terhadap banyak korban lainnya.

Saat ini, Marpuah telah ditangkap dan diproses hukum atas perbuatannya. Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap tawaran atau permintaan yang mencurigakan di media sosial, terutama yang melibatkan hubungan asmara dan permintaan uang.