Terungkap di Persidangan: P. Diddy Dituduh Mengadakan Pesta Seks Berkedok Perayaan Natal
Persidangan kasus yang menyeret nama Sean Combs, yang dikenal dengan nama panggung P. Diddy, terus bergulir dengan menghadirkan berbagai fakta yang mengejutkan. Jaksa penuntut umum membeberkan serangkaian bukti yang mengindikasikan bahwa P. Diddy tidak hanya melakukan pelecehan seksual dan kekerasan fisik, tetapi juga mengatur pesta seks yang dikamuflasekan sebagai perayaan Natal.
Bukti kunci yang diajukan adalah pesan teks yang dikirimkan P. Diddy kepada Cassie Ventura pada tahun 2012. Pesan tersebut secara eksplisit menanyakan kesediaan Cassie untuk menghadiri sebuah "freak off" sebagai bagian dari perayaan Natal. Istilah "freak off" ini kemudian didefinisikan dalam persidangan sebagai pesta yang melibatkan berbagai aktivitas seksual yang diatur dan diarahkan oleh P. Diddy.
Selain pesan dari P. Diddy, jaksa juga menunjukkan pesan dari Cassie kepada seorang pria yang diduga sebagai gigolo yang disewa untuk acara tersebut. Pesan tersebut berisi instruksi singkat, "Casual ya. Gak usah pakai minyak. Terima kasih," disertai emoji senyum. Pria tersebut membalas dengan konfirmasi kehadiran.
Dalam kesaksiannya, Cassie menggambarkan "freak off" tersebut sebagai pengalaman traumatis di mana ia merasa dipaksa untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak diinginkannya. Ia mengklaim mengalami pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan tekanan psikologis yang berat dari P. Diddy selama acara tersebut. Cassie juga mengungkapkan bahwa P. Diddy bertindak sebagai sutradara dalam pesta tersebut, mengatur orang, lokasi, dan properti seperti baby oil dan lubrikan.
Saat ini, P. Diddy menghadapi lima dakwaan federal yang serius, termasuk pemerasan, dua pasal perdagangan seks, dan dua pasal terkait transportasi dan prostitusi. Jika terbukti bersalah atas semua dakwaan tersebut, ia terancam hukuman penjara seumur hidup. Tim pembela P. Diddy berargumen bahwa semua hubungan yang terjadi bersifat konsensual dan merupakan bagian dari gaya hidup swingers yang dijalani oleh P. Diddy dan para pihak yang terlibat. Namun, jaksa penuntut membantah klaim tersebut dengan tegas, menegaskan bahwa telah terjadi kekerasan, ancaman, dan manipulasi emosional yang dilakukan oleh P. Diddy terhadap para korban.
Persidangan ini juga menghadirkan bukti-bukti lain, termasuk rekaman video eksplisit dari "freak off", dokumen keuangan dari perusahaan P. Diddy, Bad Boy Entertainment, dan kesaksian dari seorang wanita yang dikenal dengan nama samaran Jane Doe. Persidangan ini terus berlangsung dan diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik tuduhan-tuduhan yang dilayangkan terhadap P. Diddy.