Kontroversi Topi 'Make Tokyo Great Again' Jungkook BTS Memicu Reaksi Keras, Brand Asal Jepang Sampaikan Permohonan Maaf

Kontroversi Topi Jungkook BTS Memicu Perdebatan di Kalangan Penggemar

Penampilan Jungkook BTS baru-baru ini memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar dan warganet. Hal ini bermula ketika idola K-Pop tersebut terlihat mengenakan sebuah topi dengan tulisan 'Make Tokyo Great Again' saat menghadiri sebuah acara. Sontak, topi tersebut menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai reaksi dari publik.

Slogan tersebut, yang mengingatkan banyak orang pada slogan politik 'Make America Great Again' (MAGA) yang dipopulerkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dianggap oleh sebagian orang sebagai bentuk dukungan terhadap pandangan politik tertentu. Hal ini kemudian memicu kritikan terhadap Jungkook, karena dianggap tidak sensitif terhadap isu-isu politik yang kompleks.

Kontroversi ini semakin memanas mengingat hubungan yang sensitif antara Korea Selatan dan Jepang, terutama terkait sejarah masa lalu. Beberapa penggemar merasa bahwa penggunaan slogan yang mempromosikan Tokyo dapat dianggap tidak pantas, mengingat luka sejarah yang masih membekas di antara kedua negara.

Permintaan Maaf Jungkook dan Klarifikasi dari Brand Basicks

Merespon kontroversi yang berkembang, Jungkook segera menyampaikan permintaan maafnya melalui platform Weverse. Ia menyatakan penyesalannya atas ketidakhati-hatiannya dalam memilih aksesori dan mengakui bahwa ia tidak sepenuhnya menyadari implikasi historis dan politis dari slogan tersebut.

"Saya dengan tulus meminta maaf atas kekecewaan yang disebabkan oleh kalimat yang tertulis di topi yang saya kenakan saat latihan hari ini. Saya menyadari sepenuhnya kegagalan dalam memeriksa secara menyeluruh makna historis dan politik dalam kalimat tersebut sudah menyebabkan kekecewaan," tulis Jungkook.

Sementara itu, brand Basicks, produsen topi tersebut, juga mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka menyampaikan permohonan maaf kepada siapapun yang merasa tidak nyaman dengan desain topi tersebut. Basicks menekankan bahwa desain tersebut tidak dimaksudkan untuk menyampaikan pesan politik apapun, melainkan sebagai bentuk ekspresi fesyen untuk mempromosikan Tokyo.

"Kami meminta maaf kepada siapapun yang merasa tidak nyaman. Kami percaya kebebasan mengekspresikan ide lewat fashion. Tapi desain ini tidak dimaksud untuk menyampaikan ide politik apapun tapi cara berekspresi dengan harapan mensukseskan fashion Tokyo," tulis jenama itu.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi para tokoh publik, termasuk idola K-Pop, untuk lebih berhati-hati dalam memilih pakaian dan aksesori yang mereka kenakan, terutama yang berpotensi mengandung pesan politik atau sensitif secara sosial. Kasus ini juga menyoroti pentingnya kesadaran sejarah dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu kompleks yang dapat memengaruhi persepsi publik terhadap suatu produk atau merek.

Sebelumnya, topi dengan gaya serupa juga pernah dikenakan oleh beberapa idola K-Pop lainnya, seperti RM BTS dan Giselle aespa. Namun, kontroversi baru muncul setelah kasus Jungkook ini, menunjukkan bahwa konteks dan persepsi publik dapat berubah seiring waktu.

Kasus ini juga menambah daftar panjang isu sensitif di kalangan idol, beberapa waktu lalu juga sempat terjadi kasus serupa terhadap Karina aespa yang diduga mendukung salah satu calon presiden.