IRGC: Garda Revolusi Islam Iran, Pilar Kekuatan Militer dan Pengaruh Regional
Konflik yang terus bereskalasi antara Iran dan Israel telah menyoroti peran krusial Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), sebuah kekuatan militer elite yang menjadi pilar pertahanan dan proyeksi pengaruh Iran di kawasan. IRGC, atau Islamic Revolutionary Guard Corps, bukan sekadar angkatan bersenjata; ia adalah simbol ideologi Republik Islam yang lahir dari Revolusi 1979.
Sejak pembentukannya, IRGC telah berkembang pesat, melewati ujian berat dalam Perang Iran-Irak dan menjelma menjadi kekuatan yang disegani. Pengaruhnya meluas jauh melampaui bidang militer, merambah ke ranah politik dan ekonomi Iran. Kehadirannya yang dominan mencerminkan ambisi Iran untuk menjadi kekuatan regional yang tak tertandingi.
Asal Usul dan Evolusi
IRGC didirikan sebagai garda revolusi, bertugas melindungi ideologi Republik Islam dan kedaulatan negara dari ancaman internal dan eksternal. Berbeda dengan angkatan bersenjata konvensional, IRGC bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menjamin loyalitas dan keselarasan ideologisnya.
Peran Sentral dalam Perang Iran-Irak
Dalam Perang Iran-Irak yang brutal, IRGC memainkan peran sentral, memimpin operasi-operasi penting seperti:
- Operasi Tariq al-Quds: Merebut kembali wilayah Bostan.
- Operasi Badr: Menyerbu jalur strategis Basra-Baghdad.
- Pertempuran al-Faw: Memenangkan pertempuran amfibi dan merebut semenanjung al-Faw.
Perang delapan tahun ini tidak hanya merenggut jutaan nyawa tetapi juga mengubah lanskap militer dan politik Iran. IRGC muncul sebagai institusi militer yang sangat berpengaruh, dengan pengalaman tempur yang tak ternilai dan jaringan yang luas.
Kekuatan dan Pengaruh IRGC Saat Ini
Saat ini, IRGC memiliki kekuatan personel yang signifikan, diperkirakan mencapai ratusan ribu personel aktif dan cadangan. Pasukan ini mengawasi program rudal balistik dan nuklir Iran, serta memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok proksi di berbagai negara, termasuk Irak, Suriah, Lebanon (Hizbullah), dan Yaman (Houthi).
Selain kekuatan militernya, IRGC juga memiliki pengaruh ekonomi yang besar. Banyak perusahaan besar di Iran dimiliki atau dikendalikan oleh IRGC, yang memberikan sumber daya yang signifikan untuk mendukung kegiatan operasionalnya.
Kontroversi dan Penunjukan Teroris
Pada tahun 2019, Amerika Serikat menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris asing, sebuah langkah kontroversial yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penunjukan ini mencerminkan kekhawatiran AS tentang peran IRGC dalam mendukung terorisme dan destabilisasi di kawasan.
IRGC dalam Konflik Iran-Israel
Dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Israel, IRGC berada di garis depan. Serangan dan balasan antara kedua negara telah menargetkan fasilitas militer dan ekonomi, serta menewaskan tokoh-tokoh penting dari kedua belah pihak.
Pada Juni 2025, serangan udara Israel menewaskan sejumlah komandan tinggi IRGC, termasuk:
- Hossein Salami: Kepala IRGC
- Mohammad Bagheri: Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran
- Gholamali Rashid: Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya
- Amir Ali Hajizadeh: Komandan Pasukan Dirgantara IRGC
- Mohammad Kazemi: Kepala Intelijen IRGC
- Hassan Mohaqiq: Wakil Kepala Intelijen IRGC
Iran membalas dengan meluncurkan drone dan rudal balistik ke wilayah Israel, yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Khamenei bersumpah bahwa Iran tidak akan membiarkan Israel lolos dari hukuman atas serangan tersebut.
IRGC terus menjadi kekuatan militer yang dominan di kawasan Timur Tengah. Dengan pengalaman panjang dalam peperangan konvensional dan asimetris, IRGC memainkan peran kunci dalam setiap konflik yang melibatkan Iran, baik secara langsung maupun melalui proksi.