Remaja Purbalingga dengan Bakat Luar Biasa: Mengejar Mimpi Jadi Ilmuwan di Bidang Mikrobiologi

Kisah Inspiratif FA: Dari Skizofrenia Hingga Mimpi Menjadi Ilmuwan

FA, seorang remaja dari Purbalingga, Jawa Tengah, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Didiagnosis dengan skizofrenia dan menjadi pasien rutin di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata, FA menunjukkan ketertarikan yang luar biasa pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya mikrobiologi dan virologi.

Ketertarikan FA pada bidang ini bahkan membuat guru pembimbingnya, Yohana Kristianti, terkejut. Materi yang dipelajari FA biasanya hanya dipelajari oleh mahasiswa S1 Biologi. Namun, FA dengan antusias mempelajari dasar-dasar mikrobiologi dan virologi, menunjukkan semangat belajar yang tinggi.

Impian Menjadi Ilmuwan

FA memiliki cita-cita yang jelas: menjadi seorang ilmuwan atau psikiater. Ia bahkan memiliki impian spesifik untuk bekerja di PT Pindad, dengan harapan dapat mengembangkan senjata biologi dan kimia. Ketertarikannya pada mikrobiologi dan virologi didasari oleh pemahamannya tentang potensi virus sebagai senjata di masa depan.

FA mampu menjelaskan perbedaan antara senjata biologi dan senjata kimia dengan lugas dan detail. Ia memahami bahwa senjata kimia menggunakan gas dan menyebar melalui udara, sementara senjata biologi menggunakan patogen dan dapat menyebabkan wabah. Bahkan, ia telah memikirkan cara penyebaran yang efektif, yaitu melalui hewan seperti hamster, untuk menghindari deteksi forensik.

Dukungan dan Tantangan

Yohana Kristianti dan guru-guru lain di SMPN 1 Purbalingga terus berupaya memberikan dukungan terbaik untuk FA. Mereka berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi dari FA dan memberikan ilmu pengetahuan yang sesuai. Namun, mereka juga merasa sedih karena keterbatasan akses untuk menghubungkan FA dengan ahli di bidang mikrobiologi atau mengunjungi PT Pindad.

Sekolah menerapkan dua prinsip utama dalam mendidik FA: selalu belajar hal baru dan memperlakukan murid seperti anak sendiri. Sekolah juga memberikan toleransi terhadap kondisi FA, yang mengharuskannya meminum obat setiap hari dan sering mengalami gangguan tidur.

Para guru pembimbing juga berupaya menjaga suasana hati FA agar penyakitnya tidak memicu tindakan menyakiti diri sendiri. FA sering mengalami halusinasi yang membuatnya cemas dan perlu mendapatkan perawatan di UGD.

Lingkungan yang Inklusif

Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga, Eni Rundiati, terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan memberikan pelatihan khusus kepada guru-guru. Pelatihan ini bertujuan agar guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi murid yang beragam.

Selain guru, siswa lain juga diajak untuk membangun sikap empati terhadap FA. Hasilnya, teman-teman FA sangat suportif dan selalu mengingatkan FA tentang tugas atau obat-obatan yang harus diminum.

Tujuan utama pendidikan FA di SMPN 1 Purbalingga adalah pembentukan karakter. FA dikenal sebagai anak yang sopan, baik, dan ramah, sehingga tidak ada masalah dalam berinteraksi dengan teman-temannya.

FA telah berhasil lulus dari SMPN 1 Purbalingga dan siap melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Purbalingga melalui jalur afirmasi disabilitas. Yohana Kristianti berharap FA mendapatkan kesempatan yang sama seperti teman-temannya dan dapat mandiri di masa depan.

Kisah FA adalah inspirasi bagi kita semua. Ia membuktikan bahwa dengan semangat belajar, dukungan dari lingkungan, dan keyakinan pada diri sendiri, setiap orang dapat meraih mimpi, apapun keterbatasannya.