Gejolak Timur Tengah dan Data Ritel AS Ancam Wall Street

Wall Street Berguguran Didera Ketegangan Geopolitik dan Data Ekonomi

Bursa saham Wall Street mengalami tekanan hebat pada perdagangan hari Selasa, waktu setempat, dipicu oleh kombinasi faktor geopolitik dan data ekonomi yang kurang menggembirakan. Investor dilanda kekhawatiran mendalam terkait potensi eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, serta dampak negatif dari data penjualan ritel Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan.

Indeks-indeks utama Wall Street mencatatkan penurunan signifikan. Dow Jones Industrial Average terperosok, diikuti oleh S&P 500 dan Nasdaq Composite yang mengalami koreksi lebih dalam. Sentimen pasar semakin tertekan oleh pernyataan-pernyataan dari mantan Presiden Donald Trump terkait konflik Iran-Israel, yang menambah ketidakpastian di kalangan investor.

Eskalasi Konflik Timur Tengah Jadi Sorotan Utama

Perkembangan situasi di Timur Tengah menjadi perhatian utama pelaku pasar. Kekhawatiran akan meluasnya konflik antara Israel dan Iran memicu aksi jual di berbagai sektor. Pernyataan keras dari Donald Trump melalui platform media sosialnya, serta langkah-langkah yang diambil oleh Pentagon untuk memperkuat posisi pertahanan di wilayah tersebut, semakin memperkeruh suasana.

Spekulasi mengenai peran Trump dalam upaya mediasi antara Iran dan Israel juga menjadi perbincangan hangat. Meskipun ada klaim dari Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Trump berupaya melakukan gencatan senjata, Trump membantah keterkaitan tersebut dan menyatakan bahwa keputusannya untuk meninggalkan KTT G7 lebih awal didasari oleh pertimbangan yang lebih besar.

Ketegangan geopolitik ini juga berdampak langsung pada harga minyak dunia. Setelah sempat mengalami penurunan pada awal pekan, harga minyak kembali melonjak tajam seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat konflik yang berkepanjangan. Kenaikan harga minyak ini semakin memperburuk sentimen pasar secara keseluruhan.

Data Penjualan Ritel AS Mengecewakan

Selain faktor geopolitik, pasar juga dikejutkan oleh data penjualan ritel AS untuk bulan Mei yang lebih buruk dari perkiraan. Penurunan sebesar 0,9 persen menunjukkan melemahnya belanja konsumen, yang merupakan motor penggerak utama perekonomian Amerika Serikat. Data ini menambah kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tekanan pada Federal Reserve untuk mengambil langkah-langkah stimulus.

Laporan penjualan ritel yang mengecewakan ini dirilis menjelang pertemuan penting Federal Reserve pada minggu ini. Meskipun pasar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini, fokus utama tertuju pada proyeksi ekonomi dan sinyal-sinyal kebijakan ke depan. Pelaku pasar berharap The Fed akan memberikan indikasi yang jelas mengenai rencana pemangkasan suku bunga di masa mendatang, yang diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pasar saham.

Berikut adalah poin-poin utama yang mempengaruhi pasar:

  • Ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel dan Iran.
  • Pernyataan-pernyataan dari mantan Presiden Donald Trump terkait konflik tersebut.
  • Data penjualan ritel AS untuk bulan Mei yang lebih lemah dari perkiraan.
  • Pertemuan Federal Reserve dan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga.