Ahmad Sahroni Desak Polri Usut Tuntas Ancaman Bom Palsu di Pesawat Saudia Airlines

Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyampaikan reaksi keras terkait insiden ancaman bom palsu yang menimpa pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5726 yang sedang mengangkut jemaah haji. Pesawat tersebut terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu setelah menerima ancaman melalui surat elektronik (email).

Sahroni menekankan pentingnya tindakan cepat dan tegas dari aparat kepolisian untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku di balik ancaman tersebut. Menurutnya, tindakan ini bukan hanya meresahkan, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan secara keseluruhan. “Polisi harus segera bertindak dan menangkap pelaku teror bom palsu ini,” ujarnya dengan nada serius pada hari Rabu (18/6/2025).

Lebih lanjut, politisi dari Partai NasDem ini juga menyoroti implikasi yang lebih luas jika pelaku merupakan warga negara asing (WNA). Dalam skenario tersebut, ia mendesak Polri untuk berkoordinasi secara intensif dengan negara asal pelaku melalui jalur diplomatik. “Jika pelaku adalah WNA, koordinasi dengan negara yang bersangkutan melalui hubungan bilateral sangatlah penting agar penegakan hukum dapat berjalan efektif,” jelasnya.

Sahroni juga mengingatkan bahwa ancaman bom, meskipun terbukti palsu, tidak boleh dianggap remeh. Ia menekankan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika isu semacam ini terus dibiarkan tanpa tindakan yang berarti. “Ancaman bom, meski hoax, tetap membahayakan dan tidak boleh dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Sebelumnya, pesawat Saudia Airlines SV-5726 rute Jeddah-Jakarta melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu pada hari Selasa (17/6). Pendaratan darurat ini dipicu oleh adanya ancaman bom yang dikirimkan melalui email. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh tim gabungan dari Jibom, Kodam, dan Paskhas, pesawat dinyatakan steril dari bahan peledak.

Irjen. Pol. Wishnu Hermawan Februanto, Kapolda Sumatera Utara, menjelaskan bahwa meskipun pesawat telah dinyatakan aman, pihaknya tetap melakukan pendalaman terhadap barang bawaan para jemaah haji sebagai langkah antisipasi. "Hasil sementara dari pengecekan Jibom, Kodam, dan Paskhas, posisi pesawat dinyatakan clear, baik dari kabin maupun barang-barang yang diangkut di pesawat. Namun, kami masih melakukan pendalaman terhadap barang bawaan dari para jemaah haji," ujarnya.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesigapan dalam menghadapi potensi ancaman terhadap keamanan penerbangan. Diharapkan, pihak berwenang dapat segera mengungkap dan menindak pelaku ancaman bom palsu ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.