Emas Berkilau di Tengah Ketegangan Geopolitik Iran-Israel

Emas Sentuh Level Tertinggi Imbas Konflik Timur Tengah

Harga emas dunia mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan hari Selasa (17/6/2025), didorong oleh meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Emas, sebagai aset safe haven, kembali menjadi incaran investor di tengah gejolak geopolitik yang meningkat.

Di pasar spot, harga emas naik 0,2 persen mencapai 3.390,59 dollar AS per ons. Sementara itu, harga emas berjangka di Comex New York Exchange juga mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen, mencapai 3.406,9 dollar AS per ons. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor semakin khawatir terhadap potensi eskalasi konflik di Timur Tengah, sehingga beralih ke aset yang dianggap aman.

Kenaikan harga emas tertahan oleh penguatan indeks dolar AS, yang naik 0,8 persen. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Meskipun demikian, permintaan terhadap emas tetap tinggi karena kekhawatiran akan risiko geopolitik.

Pasar saat ini memperkirakan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25-4,50 persen. Suku bunga ini telah dipertahankan sejak Desember 2024.

Kondisi suku bunga yang rendah, ditambah dengan ketidakpastian geopolitik, cenderung mendukung daya tarik emas sebagai aset safe haven. Secara historis, emas memiliki korelasi terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga naik, emas cenderung kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi dan saham. Namun, ketika suku bunga rendah atau menurun, imbal hasil dari instrumen investasi lain juga menurun, membuat emas menjadi lebih menarik.

Konflik Iran-Israel menjadi katalis utama dalam pergerakan harga emas kali ini. Investor terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah dan dampaknya terhadap pasar keuangan global. Emas diperkirakan akan tetap menjadi aset yang dicari di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung.