VinFast Akhiri Era Langganan Baterai Mobil Listrik di Indonesia

VinFast Setop Skema Langganan Baterai, Fokus Kepemilikan Penuh

Produsen otomotif asal Vietnam, VinFast, secara resmi mengumumkan penghentian skema langganan baterai untuk semua model mobil listriknya di Indonesia. Keputusan ini menandai perubahan strategi bisnis perusahaan setelah sebelumnya menawarkan opsi tersebut sebagai cara untuk menekan harga jual kendaraan listrik.

"Mulai tahun ini, untuk seluruh kendaraan VinFast, kami sudah menghilangkan skema battery subscription (berlangganan baterai)," ungkap CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, di Jakarta.

Kariyanto menjelaskan bahwa skema langganan baterai awalnya diperkenalkan untuk memberikan penawaran harga yang lebih kompetitif saat VinFast pertama kali memasuki pasar Indonesia. Strategi ini memungkinkan konsumen untuk memiliki mobil listrik dengan harga awal yang lebih rendah, sementara biaya baterai dibayarkan secara bulanan berdasarkan jarak tempuh.

Namun, seiring dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap teknologi ini, dan semakin lengkapnya jajaran produk VinFast, perusahaan merasa bahwa fokus pada kepemilikan penuh baterai akan lebih menguntungkan bagi pelanggan.

Transisi ke Kepemilikan Baterai

VinFast akan mendorong para pengguna yang saat ini masih berlangganan baterai untuk beralih ke skema kepemilikan penuh. Meskipun demikian, perusahaan tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan dan asistensi kepada pelanggan yang memilih untuk tetap menggunakan skema langganan sesuai dengan perjanjian awal.

"Kami encourage (mendorong) kalau bisa juga pindah ke baterai own. Tapi kalau memang customer insist (bersikeras), kami juga masih ada asistensi mereka sesuai dengan komitmen awal kami," jelas Kariyanto.

Latar Belakang Skema Langganan

Skema langganan baterai diperkenalkan oleh VinFast pada awal tahun 2024 sebagai solusi untuk mengatasi kekhawatiran terkait degradasi baterai dan biaya operasional. Saat itu, pelanggan model VFe34 dikenakan biaya berlangganan sebesar Rp 1.500.000 per bulan untuk jarak tempuh hingga 3.000 km dan Rp 2.600.000 per bulan untuk jarak tempuh di atas 3.000 km.

Strategi ini dipandang sebagai cara untuk memangkas harga pembelian mobil listrik dan mengurangi biaya operasional bulanan dibandingkan dengan kendaraan konvensional berbahan bakar bensin di kelas yang sama.

Dengan dihentikannya skema ini, VinFast kini berfokus pada penjualan mobil listrik dengan baterai yang sudah termasuk dalam harga pembelian, memberikan kepastian dan kemudahan bagi konsumen.

Dampak pada Pasar Mobil Listrik

Keputusan VinFast untuk mengakhiri skema langganan baterai kemungkinan akan memengaruhi dinamika pasar mobil listrik di Indonesia. Langkah ini bisa jadi diikuti oleh produsen lain atau justru menjadi pembeda yang menarik bagi konsumen.

Perkembangan selanjutnya dari strategi VinFast ini akan menjadi perhatian para pelaku industri dan konsumen yang tertarik dengan kendaraan listrik.