DPRD DKI Jakarta Dorong Pemprov Optimalkan Pengembangan Budaya Betawi

Anggota DPRD DKI Jakarta menyoroti perlunya peningkatan peran Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam mengembangkan budaya Betawi. Desakan ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran akan terpinggirnya budaya Betawi di tengah modernisasi kota Jakarta.

Justin Adrian Untayana, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, menyampaikan bahwa Pemprov Jakarta seharusnya tidak hanya fokus pada pelestarian, tetapi juga secara aktif memfasilitasi pengembangan komunitas dan pelaku seni Betawi. Pernyataan ini disampaikan setelah Justin menghadiri dan berpartisipasi dalam pementasan teater "Warisan Emak" di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).

Justin mengungkapkan keprihatinannya bahwa budaya Betawi semakin tergerus, terutama di kalangan generasi muda. Ia menekankan pentingnya mengembangkan budaya Betawi seiring dengan perkembangan zaman. Dalam pementasan "Warisan Emak", Justin berperan sebagai Meneer Justin van Der Sar, seorang pencari bakat asal Belanda yang berupaya memperkenalkan budaya Betawi ke Eropa.

"Drama berjudul Warisan Emak ini memiliki nilai moral bahwa kebudayaan Betawi yang sekarang semakin tergerus oleh budaya asing, sesungguhnya memiliki daya tarik dan nilai jualnya tersendiri di dunia internasional," ujar Justin.

Lebih lanjut, Justin menekankan pentingnya memperkuat komunitas seni sebagai salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan budaya Betawi. Ia menilai bahwa dukungan pemerintah terhadap pelaku seni di tingkat akar rumput masih kurang. Justin juga mengajak berbagai pihak, termasuk orang tua, untuk mengenalkan seni kepada anak-anak sejak usia dini.

"Mungkin bukan untuk kelak menjadi artis atau pementas, tapi untuk membuat anak-anak kita terbiasa mampu melakukan banyak hal sejak kecil," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung telah menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan budaya Betawi sebagai identitas utama Ibu Kota. Salah satu langkah yang diambil adalah melarang ondel-ondel untuk mengamen, dengan tujuan agar budaya Betawi lebih dihormati dan tidak hanya dianggap sebagai hiburan jalanan.

Selain itu, Pemprov Jakarta juga berkolaborasi dengan sepuluh hotel berbintang lima untuk menghadirkan nuansa Betawi dalam tampilan dan hidangan hotel. Sebagai contoh, Hotel Borobudur menyajikan makanan khas Betawi setiap hari selama dua bulan.

Dalam pembangunan infrastruktur, Pemprov Jakarta juga berupaya memasukkan unsur budaya lokal. Stadion Tugu di Jakarta Utara, yang sedang direvitalisasi, akan menampilkan arsitektur khas Betawi, terutama pada bagian tribun yang dirancang dengan gaya "gigi balang". Stadion ini nantinya akan berkapasitas 4.500 penonton.