Usmanto, Sang Penyapu Ranjau Paku di Jalan Protokol Jakarta: Kisah Lima Tahun Pengabdian Tanpa Lelah
Di tengah hiruk pikuk dan gemerlap jalanan ibu kota, tepatnya di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Jakarta, ada seorang pria bernama Usmanto yang menjalankan misi mulia. Selama lima tahun terakhir, pria berusia 35 tahun ini tanpa pamrih menyisir jalanan, membersihkan ranjau paku yang berpotensi membahayakan pengendara.
Usmanto bukanlah petugas yang ditugaskan secara resmi, apalagi menerima gaji. Ia adalah seorang relawan sejati, yang dengan bermodalkan magnet sederhana, berjuang melawan kejahatan tersembunyi yang mengintai para pengguna jalan.
"Sudah lima tahun saya menjadi relawan paku, tetapi di Gatot Subroto ini selalu ada saja, tidak pernah hilang," ungkap Usmanto dengan nada prihatin, beberapa waktu lalu.
Ia mengaku heran, sebab di beberapa wilayah lain, keberadaan ranjau paku berangsur menghilang setelah viral di media sosial. Namun, hal ini tidak terjadi di Jalan Gatot Subroto, sebuah jalan protokol yang setiap hari dilalui oleh para pejabat.
"Di Rawamangun, setelah viral, ranjau paku hilang. Di Jalur Ancol, setelah viral, juga hilang. Di Dewi Sartika, demikian pula. Bahkan, di Cawang, tukang tambal ban juga ikut menghilang," jelas Usmanto.
"Jalur ini memang 'kuat', padahal setiap hari ada pejabat yang lewat. Ini jalur penting. RI 1 juga lewat sini menuju Halim. Di seberangnya ada Polda Metro Jaya. Aneh, kenapa ranjau paku tidak hilang-hilang," lanjutnya.
Setiap hari, Usmanto secara rutin menyisir jalanan, terutama pada waktu-waktu yang dianggap rawan, yaitu pagi, sore, dan malam. Dengan menggunakan magnet, ia menarik puluhan paku payung yang tersembunyi di aspal, seolah menunggu korban.
"Saya menyisir tiga kali sehari, pagi, sore, dan malam. Tetapi kalau malam agak susah karena sudah gelap," kata Usmanto.
Ia menduga, para pelaku penyebar ranjau paku beraksi pada saat-saat sepi, sebelum lalu lintas mulai ramai, yaitu sekitar pukul 07.00 pagi, 17.00 sore, dan 21.00 malam.
Dalam sehari, Usmanto dapat mengumpulkan hingga setengah botol paku. Selama lima tahun, ia telah mengumpulkan dua galon besar paku, hasil dari perbuatan jahat tersebut.
Usmanto mengaku telah melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian berkali-kali, namun belum mendapatkan respons yang memadai.
"Saya mohon kepada Bapak Gubernur Jakarta, tolong direspons masalah ranjau paku di Jalan Raya Gatot Subroto. Hampir setiap hari ada sebaran ranjau paku dan ranjau besi payung, sangat merugikan banyak orang," ujarnya.
Meski demikian, Usmanto tidak menyerah. Ia tetap kembali ke jalanan setiap hari, membersihkan ranjau paku. Baginya, keselamatan orang lain adalah prioritas, dan ia tidak ingin menyerah pada keacuhan birokrasi.
Usmanto berharap, aksinya dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa, atau setidaknya lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Ia percaya, dengan partisipasi aktif dari masyarakat, masalah ranjau paku dapat diatasi.
Usmanto, dengan segala keterbatasannya, telah memberikan kontribusi nyata bagi keselamatan para pengguna jalan di Jakarta. Kisahnya adalah bukti bahwa seorang individu pun dapat membuat perubahan, asalkan memiliki tekad dan kepedulian terhadap sesama.
Berikut adalah poin-poin penting terkait aksi Usmanto:
- Relawan tanpa Pamrih: Usmanto melakukan aksinya tanpa imbalan atau dukungan resmi.
- Lima Tahun Pengabdian: Ia telah menyisir Jalan Gatot Subroto selama lima tahun terakhir.
- Magnet Sebagai Senjata: Usmanto menggunakan magnet sederhana untuk menarik ranjau paku.
- Jalan Protokol Jadi Sasaran: Jalan Gatot Subroto, yang sering dilalui pejabat, menjadi lokasi penyebaran ranjau paku.
- Harapan Akan Respons Pemerintah: Usmanto berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini.