Korban Ghosting: Mengapa Mengirim Pesan Bukan Solusi Terbaik

Fenomena ghosting, atau menghilang tanpa jejak setelah menjalin komunikasi intens, meninggalkan rasa penasaran dan keinginan untuk mendapatkan penjelasan. Dorongan untuk menghubungi pelaku ghosting seringkali muncul, namun tindakan ini justru dapat memperburuk kondisi emosional.

Mengapa Sebaiknya Tidak Menghubungi Pelaku Ghosting?

Beberapa alasan mendasar perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengirim pesan kepada seseorang yang telah melakukan ghosting:

  • Ketidakpedulian adalah Jawaban: Ketidakpedulian atau diamnya seseorang dapat diartikan sebagai jawaban. Tindakan ghosting itu sendiri merupakan indikasi kurangnya minat atau keseriusan. Memaksakan komunikasi hanya akan mengabaikan pesan yang jelas telah disampaikan melalui ketidakhadiran mereka.

  • Ilusi Kontrol: Keinginan untuk menghubungi pelaku ghosting seringkali didorong oleh kebutuhan otak untuk memulihkan rasa aman dan kontrol. Upaya mencari tahu atau mendapatkan penjelasan, bukanlah manifestasi cinta, melainkan respon alami untuk mengatasi ketidakpastian dan 'memecahkan misteri'. Pencarian ini cenderung tidak membuahkan hasil yang memuaskan dan justru meningkatkan kecemasan.

  • Validasi yang Sia-Sia: Ghosting dapat melukai harga diri, mendorong korban untuk mencari validasi dari pelaku. Keinginan ini seringkali bukan didasari oleh perasaan yang tulus, melainkan kebutuhan untuk meredakan perasaan ditolak atau membuktikan bahwa diri sendiri berharga. Mencari validasi dari seseorang yang telah menunjukkan ketidakpedulian adalah usaha yang sia-sia.

  • Ketidakmampuan Berkomunikasi: Pelaku ghosting umumnya adalah individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan secara dewasa dan jujur. Tindakan ghosting mencerminkan ketakutan untuk menghadapi percakapan yang sulit atau tidak nyaman. Orang yang menghindari komunikasi yang jujur bukanlah orang yang layak untuk diperjuangkan.

  • Harga Diri yang Utama: Hal terpenting yang perlu diingat adalah bahwa setiap individu berhak mendapatkan seseorang yang menghargai waktu, perasaan, dan keberadaannya. Daripada memfokuskan energi pada seseorang yang memilih untuk menghilang tanpa penjelasan, lebih baik mengarahkan perhatian pada hubungan yang didasari saling menghormati dan komunikasi yang terbuka.

Fokus pada Diri Sendiri

Alih-alih terpaku pada pelaku ghosting, energi dan perhatian sebaiknya dialihkan untuk memulihkan diri dan membangun harga diri. Hindari menyalahkan diri sendiri dan fokuslah pada kualitas positif yang dimiliki. Jalinlah hubungan dengan orang-orang yang menunjukkan perhatian dan penghargaan yang tulus.

Dengan memahami alasan-alasan di atas, diharapkan korban ghosting dapat mengambil keputusan yang tepat dan memprioritaskan kesehatan emosional diri sendiri.