Eskalasi Konflik Timur Tengah: Iran dan Israel Saling Lancarkan Serangan Rudal

Eskalasi konflik antara Iran dan Israel terus berlanjut dengan saling serang menggunakan rudal, memperdalam kekhawatiran akan stabilitas kawasan. Ketegangan yang meningkat sejak Jumat, 13 Juni 2025, telah menyebabkan kedua negara saling meluncurkan serangan, termasuk penggunaan rudal balistik yang diarahkan ke wilayah masing-masing.

Serangan awal dilaporkan dilakukan oleh Israel pada Jumat, 13 Juni 2025, yang menyasar target di wilayah Iran. Serangan ini memicu respons dari Iran, yang kemudian melancarkan serangan balasan. Akibat serangan ini, pihak berwenang Iran melaporkan adanya korban jiwa dan luka-luka, dengan angka mencapai 224 korban tewas dan 1.277 lainnya luka-luka pada Senin, 16 Juni 2025. Selama beberapa hari terakhir, aktivitas rudal balistik terpantau menghiasi langit Teheran dan Tel Aviv.

Rudal balistik adalah senjata strategis yang dirancang untuk membawa muatan, baik konvensional maupun nuklir, ke jarak yang sangat jauh. Senjata ini bekerja dengan prinsip lintasan balistik, di mana rudal diluncurkan ke atmosfer atas atau bahkan luar angkasa sebelum kembali memasuki atmosfer dan menghantam target yang telah ditentukan. Peluncuran rudal balistik melibatkan penggunaan mesin roket yang kuat untuk memberikan dorongan awal.

Setelah mesin roket berhenti bekerja, rudal akan mengikuti jalur yang telah diperhitungkan sebelumnya, memanfaatkan gravitasi untuk mencapai targetnya. Proses masuk kembali ke atmosfer bumi biasanya terjadi dengan kecepatan tinggi dan sudut yang curam, meningkatkan tantangan dalam upaya pencegatan.

Sebagai respons terhadap serangan awal, Iran dilaporkan telah meluncurkan ratusan rudal balistik ke arah Israel. Meskipun sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal yang masuk, beberapa di antaranya berhasil menembus pertahanan dan mencapai target di wilayah Israel, termasuk wilayah Tel Aviv. Persenjataan rudal balistik Iran diyakini sebagai salah satu yang terbesar dan tercanggih di Timur Tengah.

Kecepatan rudal balistik merupakan faktor krusial dalam menentukan efektivitas dan waktu tempuh serangan. Kecepatan rudal biasanya diukur dalam satuan Mach, yang merupakan perbandingan terhadap kecepatan suara. Berdasarkan kecepatan, rudal balistik dapat dikategorikan menjadi:

  • Hipersonik: Kecepatan di atas Mach 5 (lebih dari 6.125 km/jam).
  • Supersonik: Kecepatan antara Mach 1 hingga Mach 5 (1.225 hingga 6.125 km/jam).
  • Subsonik: Kecepatan di bawah Mach 1 (kurang dari 1.225 km/jam).

Selain kecepatan, jangkauan juga menjadi faktor penting dalam klasifikasi rudal balistik:

  • Rudal balistik jarak medan perang (BRBM): Jangkauan kurang dari 200 km.
  • Rudal balistik jarak pendek (SRBM): Jangkauan kurang dari 1.000 km.
  • Rudal balistik jarak menengah/menengah (MRBM/IRBM): Jangkauan antara 1.000 km dan 3.500 km.
  • Rudal balistik jarak jauh (LRBM): Jangkauan antara 3.500 km dan 5.500 km.
  • Rudal balistik antarbenua (ICBM): Jangkauan lebih dari 5.500 km.

Waktu yang dibutuhkan rudal balistik untuk mencapai target bergantung pada jarak dan kecepatan rudal tersebut. Jarak antara Iran dan Israel berkisar antara 1.300 km hingga 1.500 km. Rudal balistik yang melaju dengan kecepatan Mach 5 dapat mencapai Israel dalam waktu sekitar 12 menit. Namun, waktu tempuh yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada jenis rudal dan lokasi peluncuran.