Emas Batangan Indonesia Beralih ke Sistem Perbankan: Hampir 20 Ton Masuk Bullion Bank

Pergeseran signifikan terjadi dalam pengelolaan emas di Indonesia. Hampir 20 ton emas kini tercatat telah memasuki sistem bullion bank, menandai perubahan dari kebiasaan lama menyimpan emas secara pribadi.

Ferry Irawan, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan data ini dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Jakarta. Menurutnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan izin kepada PT Pegadaian dan BSI untuk menyelenggarakan layanan bullion bank. Hingga 31 Mei, tercatat hampir 20 ton emas telah masuk ke dalam sistem ekonomi melalui layanan ini.

Ferry Irawan menjelaskan, potensi emas yang tersimpan di masyarakat dan belum masuk ke dalam sistem perbankan masih sangat besar. Berdasarkan data dari McKinsey, diperkirakan sekitar 1.800 ton emas masih tersimpan di masyarakat. Pemerintah berharap, dengan adanya bullion bank, emas-emas ini dapat secara bertahap masuk ke dalam sistem keuangan formal dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

"Target kita, berdasarkan catatan McKinsey, ada sekitar 1.800 ton emas yang ada di masyarakat. Ini yang kita harapkan nanti bisa secara sistematis masuk ke dalam sistem kita melalui bullion bank, ini kemudian yang kita harapkan bisa kita putar juga ke ekonomi kita," ujarnya.

Lebih lanjut, Ferry Irawan menjelaskan bahwa emas yang masuk ke bullion bank dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pinjaman dan perdagangan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan sumber daya yang tersedia di masyarakat, yang kemudian dapat didistribusikan kembali untuk kegiatan ekonomi.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi industri emas. Dengan pembangunan smelter emas di Gresik oleh Freeport, Indonesia diharapkan dapat menghasilkan hingga 50 ton emas per tahun. Ferry Irawan menekankan pentingnya mengoptimalkan pengelolaan emas di dalam negeri melalui bullion bank, sehingga tidak perlu diekspor. Hal ini akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan Ferry Irawan:

  • Jumlah Emas yang Masuk Bullion Bank: Hampir 20 ton hingga 31 Mei.
  • Potensi Emas yang Tersimpan di Masyarakat: Diperkirakan 1.800 ton.
  • Pemanfaatan Emas di Bullion Bank: Untuk pinjaman dan perdagangan.
  • Hilirisasi Industri Emas: Pembangunan smelter di Gresik dengan target produksi 50 ton per tahun.
  • Tujuan: Mengoptimalkan pengelolaan emas di dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian nasional.