Perjuangan Taofik: Dua Kali UTBK Berbuah Manis di Universitas Indonesia
Perjalanan Taofik Paeturohman, seorang alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kuningan, dalam meraih mimpinya berkuliah di Universitas Indonesia (UI) tidaklah mudah. Ia harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebanyak dua kali sebelum akhirnya menemukan jurusan yang benar-benar sesuai dengan minat dan bakatnya.
Saat ini, Taofik tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi Fiskal di Fakultas Ilmu Administrasi UI. Namun, sebelumnya, ia sempat mengenyam pendidikan di jurusan Administrasi Perkantoran, Fakultas Vokasi UI. Keputusan untuk mengambil semi gap year muncul karena Taofik merasa bahwa Administrasi Perkantoran bukanlah passion yang ia cari.
Selama dua semester di Administrasi Perkantoran, Taofik justru menemukan ketertarikan pada mata kuliah Pengantar Akuntansi dan Pengantar Perpajakan. Ia merasa ingin mempelajari kedua bidang tersebut lebih dalam, sementara kurikulum Administrasi Perkantoran hanya menawarkan pengantar di semester pertama. Padahal, jurusan tersebut awalnya merupakan salah satu pilihan yang ia inginkan saat mendaftar UTBK.
"Sebenarnya ketika saya memilih pilihan sebanyak empat pilihan (jurusan) di jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), saya keterima di jurusan Administrasi Perkantoran, yaitu pilihan keempat saya," kata Taofik. Ia awalnya senang bisa diterima, namun setelah merasakan perkuliahan selama dua semester, ia memutuskan untuk mencari jurusan lain.
Taofik mengakui bahwa kurangnya riset mengenai mata kuliah di Administrasi Perkantoran menjadi kesalahan yang ia sesali. Hal ini mendorongnya untuk mempersiapkan diri mengikuti UTBK UI 2025.
Namun, tantangan besar muncul dalam mengatur waktu antara kewajiban kuliah di Administrasi Perkantoran dan persiapan UTBK. Taofik memutuskan untuk belajar mandiri tanpa mengikuti bimbingan belajar (bimbel).
"Saya cukup kesulitan memanajemen waktu antara tugas kuliah, terus tugas-tugas yang akan saya hadapi seperti ujian akhir semester, ujian tengah semester. Itu merupakan salah satu faktor yang paling besar tantangannya," ujarnya.
Sebagai gantinya, Taofik memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti YouTube, Twitter, dan Instagram untuk memperdalam pemahaman materi UTBK. Ia juga membeli 20 paket latihan soal try out dari sebuah platform dengan harga Rp 45.000.
Untuk menjaga keteraturan, Taofik membuat jadwal belajar mingguan dalam bentuk tabel. Ia mencatat materi yang harus dipelajari dan latihan soal yang harus dikerjakan setiap harinya.
"Jadi, dalam satu minggu, apa saja sih yang saya pelajari materi-materinya? Dan latihan soalnya berapa dan sebagainya, begitu," jelasnya.
Proses belajar mandiri ini tidak selalu mudah. Taofik sering merasa lelah, stres, dan ingin menyerah. Namun, ia selalu berpegang pada pepatah tak kenal maka tak sayang untuk memotivasinya.
"Jadi, ketika saya ketemu materi atau latihan soal yang belum saya pahami, dengan mengingat pepatah itu, berarti saya cukup kurang mendalami atau cukup kurang tahu terkait materi tersebut," kata dia. Dengan begitu, ia berusaha mempelajari materi tersebut lebih dalam.
Dukungan dari kedua orang tua juga menjadi sumber kekuatan bagi Taofik. Ia selalu mengingat pesan mereka untuk memperjuangkan mimpi sejauh mungkin. Pesan ini menjadi pendorong semangatnya dalam setiap proses belajar.
Setelah persiapan matang, Taofik akhirnya mengikuti UTBK UI 2025 untuk jurusan Ilmu Administrasi Fiskal. Ia merasa lancar dalam mengerjakan soal dan akhirnya berhasil diterima di jurusan impiannya.
Kedepannya, Taofik berharap dapat meraih beasiswa di UI agar bisa fokus belajar tanpa terbebani masalah keuangan. Ia juga bercita-cita menjadi ahli di bidang perpajakan setelah menyelesaikan studinya di Ilmu Administrasi Fiskal.