Kompolnas: Polri Hadapi Tantangan Era Keterbukaan Informasi

Era keterbukaan informasi dan dinamika sosial yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Hal ini diungkapkan oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, dalam sebuah seminar yang membahas peran Polri dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Anam menekankan bahwa Polri harus mampu beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat yang semakin kritis dan terbuka. Masyarakat kini lebih aktif dalam memberikan penilaian terhadap kinerja Polri, sehingga profesionalisme dan kemampuan Polri dalam merespons kebutuhan masyarakat menjadi semakin krusial.

Menurut Anam, Polri tidak bisa lagi hanya terpaku pada rencana strategis (Renstra) yang bersifat teknokratik. Lebih dari itu, Polri harus mampu membaca dan memahami dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, serta menyesuaikan strategi dan tindakan mereka agar relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Profesionalisme Polri bukan hanya tentang angka-angka dan program-program, tetapi tentang bagaimana setiap tindakan kepolisian dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," ujar Anam.

Dalam konteks ini, Anam menekankan pentingnya bagi Polri untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperkuat sinergi dengan masyarakat, dan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Dengan demikian, Polri dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu menjalankan fungsinya secara efektif dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan stabilitas nasional.

Seminar yang bertajuk 'Peningkatan Peran Polri Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045' ini menjadi wadah untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi Polri di era modern. Diharapkan, hasil dari seminar ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi Polri dalam meningkatkan kinerja dan profesionalismenya, serta dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.