Gudang Garam Absen, Temanggung Cari Pasar Alternatif untuk Tembakau
Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tengah berupaya mencari alternatif pasar untuk tembakau andalannya, menyusul keputusan PT Gudang Garam untuk tidak melakukan pembelian pada musim panen 2025. Ketidak hadiran perusahaan rokok besar asal Kediri ini menjadi tahun kedua berturut-turut sejak 2024, yang sebelumnya menjadi salah satu pembeli utama tembakau dari wilayah tersebut.
Keputusan Gudang Garam ini disampaikan dalam pertemuan antara manajemen perusahaan dengan Bupati Temanggung, Agus Setyawan, perwakilan DPRD Temanggung, dan Komite Pertembakauan Temanggung di Kediri pada 10 Juni 2025. Alasan utama yang dikemukakan adalah penurunan penjualan rokok akibat kenaikan tarif cukai yang signifikan dan menjamurnya peredaran rokok ilegal di pasaran. Kondisi ini memaksa Gudang Garam untuk mengurangi produksi, yang berimbas pada penurunan kebutuhan bahan baku tembakau.
Pemerintah Kabupaten Temanggung tidak tinggal diam. Bupati Agus Setyawan beserta Komite Pertembakauan Temanggung aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pabrik rokok lainnya sejak pertengahan Mei 2025. Beberapa pertemuan telah dilakukan, termasuk dengan manajemen PT Djarum di Kudus dan sejumlah pengusaha rokok di Malang, Jawa Timur.
Upaya ini membuahkan hasil positif. PT Djarum menyatakan minatnya untuk membeli tembakau Temanggung pada musim panen mendatang, dengan estimasi volume antara 5.000 hingga 6.000 ton. Namun, pembelian ini akan sangat bergantung pada kualitas tembakau yang memenuhi standar spesifikasi yang ditetapkan, termasuk batasan kandungan gula dan jaminan tidak tercampur dengan tembakau dari daerah lain. Selain itu, sebuah pabrik rokok di Malang juga menyatakan kesediaannya untuk membeli sekitar 1.000 ton tembakau.
Beberapa pabrik lain masih mempertimbangkan potensi pembelian dan menunggu perkembangan lebih lanjut. Mereka menyatakan siap membantu, namun volume yang akan dibeli masih dalam tahap perhitungan.
Ketua Komite Pertembakauan Temanggung, Agus Parmuji, menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memperluas jaringan pemasaran tembakau Temanggung dengan menggandeng berbagai pengusaha rokok. Ia menyoroti bahwa tantangan utama yang dihadapi industri rokok saat ini adalah tingginya tarif cukai dan maraknya peredaran rokok ilegal, yang mengancam keberlangsungan produksi rokok legal.
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu sentra produksi tembakau utama di Indonesia. Luas lahan tembakau mencapai sekitar 14.000 hektar, dengan produksi tahunan berkisar antara 9.000 hingga 10.000 ton. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya penurunan produksi tembakau di Temanggung dalam beberapa tahun terakhir, dari 12.691 ton pada tahun 2021 menjadi 9.685 ton pada tahun 2023. Selain Temanggung, daerah lain seperti Wonosobo, Kendal, Magelang, dan Boyolali juga merupakan bagian dari rantai pasok tembakau nasional.